slogan leutika prio

MEMAKNAI SUMPAH PEMUDA, MELALUI GERAKAN LITERASI

Posted: 22-10-2016 20:04

Sender: Yasser A. Amiruddin

 

Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti telah kita ketahui, ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tiga hal itu merupakan faktor penting bagi negara kita.

Bagi seorang generasi muda, hari Sumpah Pemuda adalah momen untuk lebih meningkatkan jiwa yang berkakarter kebangsaan, seperti cinta tanah air, disiplin, dan pantang menyerah seperti yang telah dicontohkan oleh para pemuda atau pejuang kita. Bahkan, dengan semangat membara, Bung Karno pernah berkata, “Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Dengan begitu, dapat dikatakan pemuda (generasi muda) adalah harapan bangsa dan tulang punggung kemajuan bangsa ini. Jika pemuda rusak maka hancurlah negara. Jika pemuda hebat maka majulah bangsa Indonesia. Peran kita sebagai seorang pemuda sangat dibutuhkan untuk negeri kita tercinta.

Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi generasi muda berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif.

Tidak dapat dipungkiri, perkembangan budaya literasi generasi muda Indonesia masih sangat rendah. Kondisi literasi di Indonesia menduduki urutan ke-64 dari 65 negara, Indonesia menduduki urutan ke-57 dari 65 negara dalam hal tingkat membaca siswa (PISA, 2010). Indeks minat baca pun dapat disimpulkan bahwa setiap 1.000 penduduk hanya terdapat satu orang saja yang membaca. Di sinilah saatnya peran generasi muda dapat diwujudkan demi membangun bangsa berbudaya literasi yang secara nyata ikut andil membangun bahasa Indonesia sesuai dengan butir ketiga Sumpah Pemuda.

Bukankah kecerdasan suatu bangsa dapat diukur dari seberapa besar budaya literasi bangsa tersebut? Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan memang menjadi tulang punggung kemajuan peradaban suatu bangsa. Literasi amatlah penting karena seyogianya literasi adalah kegiatan melakukan iterpretasi, refleksi penguasaan dan apresiasi budaya, kemampuan dalam memecahkan masalah, serta kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana baik secara tertulis maupun lisan.

Berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) Presiden Joko Widodo, terdapat empat butir Nawacita berkait erat dengan komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif, dan berdaya. Keempat butir tersebut adalah Nawacita nomor 5, 6, 8, dan 9.

Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Merujuk dari hal tersebut, saya kemudian mendirikan Civil Society Community pada Juni 2016. Selanjutnya, pada September 2016, Civil Society Community kemudian saya padukan dengan Cemara Scout Community, sebuah organisasi yang telah saya bina sejak 2003 hingga sekarang. Paduan  dua komunitas tersebut kemudian disebut “Sahabat CSC”.

Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk membangun semangat literasi Generasi Muda, khususnya bagi Sahabat CSC. Seperti yang dituliskan Ferguson pada www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf, dirinya menjabarkan bahwa komponen literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual.

Kelima komponen literasi tersebut telah dilakukan oleh Sahabat CSC. Bahkan, dalam kurung waktu dua bulan terakhir, telah menerbitkan dua buku antologi puisi pada penerbit LeutikaPrio, yakni antologi puisi Hujan dan antologi puisi Tantangan Satu Malam yang merupakan bagian dari literasi dasar.

Sementara itu, dalam kegiatan literasi perpustakaan, Sahabat CSC telah mendirikan perpustakaan mini dan melaksanakan kegiatan donasi buku. Pada literasi media, Sahabat CSC telah memelopori pelatihan jurnalistik hingga memelopori penerbitan buletin pada salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Wajo.

Di bidang literasi teknologi, Sahabat CSC telah membangun website CSC dan melaksanakan pelatihan blog. Dan pada komponen literasi visual, telah memproduksi karya sastra visual dan film pendek di antaranya “Tumbal Sesajen”; “Antara Cinta, Keluarga, dan Nasionalisme”; “Pohon Kehidupan”, “Rela Menolong dan Tabah”, “Di Bawah Rembulan Mappadendang”, dll.

Kita semua percaya bahwa generasi muda adalah harapan bangsa, kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas daripada generasi mudanya, maka di sinilah peran penting para generasi muda untuk mendongkrak semangat masyarakat Indonesia yang cinta budaya literasi dan membawanya ke masa depan yang lebih baik lagi. Tentunya, generasi seperti inilah yang diharapkan sebagai panutan dalam perkembangan literasi.

 

 




Review

Belum Ada Review

Kirim Review

Nama:
Email:
Isi Review
Kode Verifikasi:


Share |
Leutika Leutika