Kalau kita mendengar kata “pastor” atau pendeta maka kita segera membayangkan suatu sosok yang tampak selalu benar, untouchable, dan tidak boleh dikritik apalagi ditentang karena diyakini tindakan itu akan membawa malapetaka bagi yang nekat untuk melakukannya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, figur seorang pendeta tidak lagi seekslusif yang digambarkan selama ini. Banyak kali kita mendengar, seorang pendeta yang seharusnya dihormati secara khusus terlibat dalam dosa dan kejahatan yang menjauhkannya dari gambaran kesucian seorang hamba Tuhan. Ini memberikan dampak yang amat serius. Karena dalam dunia yang berdosa ini, manusia membutuhkan tuntunan dari suara Tuhan yang bisa mereka dapatkan dari sosok seorang pendeta, yang konon memiliki hubungan paling karib dengan Tuhan, tapi ternyata orang terakhir yang kita andalkan itu juga jatuh dalam lubang kegelapan. Lalu kepada siapa lagi kita bisa berharap melihat terang Tuhan untuk memandu kehidupan manusia dalam dunia ini? 

Buku ini akan mengulas sisi lain dari kehidupan seorang pendeta yang mungkin tidak banyak diketahui, bukan untuk mendiskreditkan tugas mereka yang mulia itu, tapi untuk menyadarkan kita bahwa pendeta juga seorang manusia yang memiliki kelemahan sehingga dalam satu sisi membutuhkan pertolongan dan topangan agar dapat mengemban tanggung jawab yang berat itu bagi kemaslahatan umat manusia. Buku ini adalah bentuk ungkapan kasih yang ditujukan untuk membangun seperti dikatakan dalam: AMSAL 27:5. “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” Mungkin terasa pahit pada awalnya, tapi seperti obat, bila kita menerimanya dengan lapang dada dan menyadari manfaatnya maka akan mendatangkan kesembuhan bagi jiwa kita dan menuntun kepada kebenaran hidup yang sejati.