slogan leutika prio

Adi Wahyudin

Adi WahyudinE-Mail: Abid8404[aT]yahoo.com

Adi Wahyudin, lahir di kota Cimahi, Bandung pada 10 Februari 1983. Alumni SMK Negeri 1 Cimahi (STMN Pembangunan Bandung) jurusan Listrik Industri angkatan 24. Menikah tahun 2007 dengan Whindy Widhiyanti, dikaruniai 3 orang anak: Ziya,Zahdan dan Zhira.




Daftar Buku

Jumlah buku:12

1. Harta Karun di SMK 1
Harta Karun di SMK 1Gapura biru, kokoh berdiri seraya membisu. Menyandang makna, seperti sebuah gawang besar yang tanpa penjaga. Tidak..! Gapura itu tak pernah beringsut, walau angin keras sesekali bertiup. Dia melulu berdiam, seolah menyimpan misteri jauh di kedalaman. Tak jauh darinya, seorang siswa menatap gapura dengan mata yang menyala. Serona melihat harta melimpah teronggok di belakangnya. Harta legenda yang teramat dia yakini sungguh berada disana. “Ayah.. aku akan memburunya! Aku berjanji akan memburu harta legenda di SMK itu!” bisiknya, sungguh-sungguh. Ah, betulkah ada harta legenda yang tersembunyi disana? Ataukah itu semua hanya bualan semata? Sekedar dongeng fiksi yang mempermainkan siapapun yang mempercayainya?

2. Alkisah Putri Na'isylla
Alkisah Putri Na'isyllaKerajaan Campaka diserang wabah penyakit yang tiba-tiba. Sebuah penyakit menular yang belum ada obatnya. Membuat Raja harus bersegera menutup gerbang istana, mengurai kerumunan, serta mengisolasi setiap warga yang terpapar ataupun tanpa gejala. Beruntung, saat itu terjadi, Putri Na’isylla tengah berada di Kota Pustaka. Menemui seorang penulis idola bernama Zhira. Tak disangka, penulis tersebut berkata bahwa wabah di Campaka adalah disengaja. Perbuatan pelaku jahat yang hendak membuat celaka. Maka, Putri Na’isylla pun bergegas pulang, bahu membahu dengan prajurit Zahdan untuk menyelamatkan kerajaan. Dan di tengah usahanya tersebut, sang Putri ternyata berhasil memunculkan sebuah kekuatan hebat. Melambatkan waktu.. itulah kekuatannya. Lantas, berhasilkah Putri Na’isylla dan Zahdan mengungkap misteri wabah tersebut? Pun, berhasilkah para pembaca mengungkap teka-teki pada halaman yang ada?

3. Bukan Sajak - Bukan Puisi, Hanya Sehimpun Jejak Aksara Hati
Bukan Sajak - Bukan Puisi, Hanya Sehimpun Jejak Aksara HatiBuku ke sepuluh, di penghujung tahun duaribu duapuluh. Di dalamnya terbubuh candramawa sebanyak tujuh, tersimpul judul sejumlah limapuluh, senandika keluh semasa dasawarsa ditempuh. Bukan! Bukan hendak bersilang lengan merasa jumawa. Bukan pula hendak meninggi diri merengkuh bangga. Angka ini hanya sebagai penanda, atas usia yang kian menua. Angka yang menggerogoti raga, pada jiwa yang tertawan senja.

4. Lorong Waktu di SMK 1
Lorong Waktu di SMK 1Sudah berpuluh tahun lorong SMK itu ditutup dengan palang yang melintang. Tiada satu siswa pun yang diperbolehkan menyeberang. Semua lantaran lorong tersebut dianggap berbahaya dan pernah memakan korban. Konon, dulu seorang siswa mendadak menghilang, hanya sesaat setelah terlihat masuk ke dalam. Tak disangka, baru-baru ini lorong tersebut menelan korban kedua. Pak Bram pun terpaksa menggelar sayembara rahasia. Memilih satu siswa berkompeten untuk menjadi relawan dan melakukan penyelamatan. Sayangnya, sayembara tersebut ternyata justru dimenangkan oleh Yudha. Seorang siswa penggila novel fiksi, sekaligus murid paling tak berprestasi di sekolah ini. Lantas, akankah Yudha berhasil menjalankan misi tersebut? Dan bagaimanakah misteri lorong itu sesungguhnya? Benarkah itu adalah sebuah portal waktu ke masa lalu? “Kebanyakan cerita remaja selalu berputar soal asmara dan cinta, tetapi novel ini melawan arus itu. Kisah di dalamnya sarat makna, karena berani mengedepankan kepedulian dan keakraban dengan orang-orang di sekitar tokoh. Ini baru novel inspiratif!” (Dwi Suwiknyo, Penulis buku Best Seller ‘Ubah Lelah Jadi Lillah’) “Membaca buku ini seperti masuk ke mesin waktu, membawa jauh ke masa saat menjadi anak STM. Buku ini melihat sisi lain kehidupan anak STM, yang sering orang identikkan dengan tawuran. Buat kamu alumni STM, ataupun yang masih berjuang di STM, direkomendasikan untuk membaca buku ini” (Wawan Hermawan/ Qwenk, ketua IKLIDA SMK 1 tahun 2000)

5. Alkisah Putri Armida
Alkisah Putri ArmidaArmida, seorang Putri kerajaan Mahardika. Putri semata wayang yang tampak seperti anak kebanyakan. Ia begitu lucu, riang, dan menggemaskan. Gemar menyelinap kabur dari Istana, pergi ke pasar, hanya untuk bermain beberapa wahana. Ia pun senang dengan permainan sirkus didalam tenda, menyaksikan laku badut gendut yang kocak dan memancing tawa. Ya, Putri Armida terlihat seperti Putri biasa pada umumnya. Sampai suatu ketika, sebuah dendam datang menghantam. Membentur jiwa Armida mengundang celaka. Laut yang semula tenang, ibarat bergejolak ditatap purnama. Menyulut pasang yang tak mampu dihenti, mencetus ombak yang bergulung teramat tinggi. Itulah kala dimana kedua mata Armida berubah menyala. Lebih terang menyala, dibanding pantulan Surya dimuka Samudera. Itulah kali pertama Putri melepaskan kekuatan airnya. Sebuah kekuatan legenda dari seorang penerus Mahardika. Kisah ini bertambah seru dengan kemunculan empat Bajak Laut yang berbeda. Kapten Zahdan alias Si Kait Tajam, Afkar alias Si Mata Elang, Byaz Si Ahli Kalkulasi, serta Jamil Si Kaki Gesit. Bahu membahu mereka menyerang lawan, hendak menyelamatkan Putri Armida dari mara bahaya. Berhasilkah misi yang diemban mereka? Yuk, Kita ikuti cerita selengkapnya!


Sebelumnya [1] [2] [3] Selanjutnya
Leutika Leutika