Jayadi dan Dewi tergesa-gesa berjalan menuju pesawat yang akan menerbangkan mereka ke Singapura. Mereka memutuskan berbulan madu ke Singapura sambil Jayadi melaksanakan tugas kantor luar negeri di negeri singa itu. Dari Bandara Changi, mereka berdua langsung menuju hotel yang sudah mereka booking sebelumnya. Mereka menuju Grand Park City Hotel. Mereka istirahat beberapa jam di hotel. Setelah makan siang, Jayadi dan Dewi keluar hotel dan memulai jalan-jalannya menuju tempat-tempat yang sudah mereka rencanakan di Jakarta.
Mereka berjalan perlahan kembali ke hotel tempat mereka menginap, sambil bergandengan tangan di malam yang telah larut. Tanpa mereka sadari, mereka telah diikuti oleh beberapa perampok yang tiba-tiba satu di antaranya langsung menyerang mereka. Orang itu menabrakkan badannya ke Jayadi dan mengancam Jayadi dengan sebilah pisau. Jayadi yang dipepet di dinding mencoba melawan.
Jayadi masih khawatir apabila perampok tadi malam masih mengikuti mereka. Ternyata benar dugaan Jayadi, saat mereka keluar dari hotel, terlihat segerombolan orang berada di sekitar hotel.
Mereka memutuskan menyeberang ke Malaysia atas saran sopir taksi yang membawa mereka. Satu masalah yang belum mereka pikirkan, menggunakan apa menyeberang ke Malaysia? Walaupun sudah ada jembatan penyeberangan, tapi tidak mungkin mereka berjalan kaki ke sana.
Setelah sampai di Malaysia, masalah mereka tidak selesai begitu saja. Mereka dikejar-kejar Polis Diraja Malaysia, pihak imigrasi, dan dianggap sebagai imigran gelap.