“Mengajak pembaca berkelana dalam rangkaian kalimat laksana mengarungi samudera yang berisi riak dan gelombang serta karang yang menantang. Cinta dan rindu tidak akan pernah habis dalam kehidupan, tinggal bagaimana kita memaknainya, karena petunjuk itu bukan milik, perkataan, dan kalimat manusia.” (Soetan Radjo Pamoentjak - penulis kumpulan puisi Keris Tua Merajah Malam)

Satu kata yang tak pernah putus dalam merajut makna, arti sebuah cinta dan rindu. M. Tajul Mafachir adalah wujud dari kecintaan rasa akan kerinduannya di dalam menoreh karya. Puisi yang ditulis merupakan ruh dari kehidupan manusia dengan hati yang patut untuk saling mengasihi. Tentunya kehadiran buku antologi kumpulan dari puisi puisinya, menambah marak ranah sastra yang kini semakin melengking tinggi. Bersuara memanggil jiwa, M.Tajul Mafachir pada kelahiran generasi yang memiliki komitmen berpikir untuk yang terbaik. Saya merasa memiliki generasi sastra dalam cinta kasih yang kuat pada kerinduan. (Hadi Sulistiyono R. (Hadi Lempe) - penyair, sutradara teater, jurnalist)

Membaca rangkaian kata yang ditulis sahabatku ini selalu membuat hati bergejolak, seolah terbawa dalam ritmiknya. Dan bahkan terkadang berkata bahwa setuju dengan ungkapan dan alur pemikirannya yang cenderung tidak biasa. Dan kumpulan puisi ini memang tidak biasa, ini tentang senja. (Fifi Alfiana Rosyidah - jurnalis, penulis novel I Love You, but Good Bye)