Kata-kata memang sejatinya lebih tajam dari belati, bisa menghunjam ke dalam jantung hatimu. Itu tergambar jelas ketika kita membaca buku kumpulan puisi ini. Kolaborasi apik siswa dan guru dalam buku ini begitu tepat menggambarkan situasi hati para tokoh dalam novel Bumi Manusia, membawa pembaca terbang dalam visualisasi khayal yang tak terbatas ruang dan waktu. Maju terus sastra Indonesia! (Silva Basuki—Ibu, Pengajar, Praktisi Kehumasan).

Ungkapan dan bahasa yang digunakan dalam puisi di buku ini sangat indah dan menyentuh hati. Siswa-siswi telah berhasil merangkum cerita dari buku Bumi Manusia menjadi puisi, dengan tetap mempertahankan keindahan cerita di buku tersebut. (Wayan JEP-HS Mathematics Teacher—@wayanputra99).

Hidup adalah kesempatan dan pilihan. Novel Bumi Manusia mengajarkan banyak hal tentang kesempatan dan pilihan dalam hidup, yang tertuang indah dalam bentuk puisi, dalam buku ini. (Dippos Rayento—seorang guru).

Semua karya seni dan semua kata-kata di puisi adalah anak kesayangan bagi pemiliknya. Menurut aku buku ini adalah bulan purnama, tak bisa dimiliki, tak bisa dinilai, namun bisa dinikmati keindahannya. (C.H. Buvanaesh—Seniman bentuk guru)