slogan leutika prio

dr. Monte Selvanus & Lutfia Uli Na

dr. Monte Selvanus & Lutfia Uli NaE-Mail: dokter.monte[aT]gmail.com

dr.H.MONTE SELVANUS LUIGI KUSUMA,MM bin Abdurrahman dilahirkan di Gombong pada tahun 1980. Lulus dari FK UNS. Sekarang ia menjadi direktur di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Email: dokter.monte@gmail.com




Daftar Buku

Jumlah buku:4

1. Al Quran dan Al Hadits Menjawab Tantangan
Al Quran dan Al Hadits Menjawab TantanganAl Quran adalah suatu mukjizat akhir zaman yang di dalamnya berisi tuntunan untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Al Quran bukanlah suatu kitab ilmiah, namun karena Al Quran adalah kitab petunjuk bagi kebahagiaan dunia dan akhirat, maka tidak heran jika di dalamnya terdapat berbagai petunjuk baik tersurat maupun yang tersirat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, guna mendukung fungsinya sebagai kitab petunjuk.

2. Quantum Doa, Rahasia Menggetarkan Pintu Langit Dengan Doa dan Zikir
Quantum Doa, Rahasia Menggetarkan Pintu Langit Dengan Doa dan Zikir“Jangan meminta kepada Bani Adam, tapi mintalah kepada Zat Yang Perbendaharaan-Nya tidak pernah habis. Allah murka bila Anda lalai dari meminta-Nya, sedang bani Adam jika dimintai ia akan marah.” Siapa pun yang hidup di dunia ini pasti memiliki masalah. Berbagai kesulitan dan persoalan kehidupan pasti akan senantiasa menyertai langkah Bani Adam selama ia hidup. Dalam menghadapi kesulitan itu, ada di antara kita yang berdoa menengadahkan tangan kemudian memohon kepada Allah Azza Wa Jalla, dan seketika itu juga persoalan hidupnya teratasi. Tetapi tidak sedikit di antara kita yang berdoa dengan susah payah dalam waktu yang cukup lama, namun rupaya Allah Ta’ala belum berkenan mengabulkan doa-doanya. Adakah yang salah dengan doa kita? Doa dan zikir adalah senjata bagi kaum Muslimin, sebuah jalan keselamatan, tempat berlindung bagi kaum yang terzalimi dan tertindas. Melalui doa, nikmat diturunkan dan melaluinya pula murka Allah dihindarkan. Allah bahkan menjanjikan bahwa setiap doa bani Adam akan senantiasa diperkenankan. Sebagaimana firman-Nya dalam QS Al Mu’min (40): 60 Dan Tuhanmu berfirman:

3. Sukses Dunia Akhirat: Memaknai Pekerjaan sebagai Ladang Ibadah
Sukses Dunia Akhirat: Memaknai Pekerjaan sebagai Ladang IbadahSuatu hal yang sangat memprihatinkan manakala melihat banyak karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang menjadikan AUM hanya sekadar batu loncatan untuk menjadi karyawan instansi lain, yang ‘seolah-olah’ sudah pasti menawarkan kelebihan, seperti tunjangan hari tua, fasilitas kesehatan, dan lain-lain. Meskipun AUM sudah memberikan tunjangan yang besar, toh banyak yang tetap meninggalkan AUM demi mencari kelebihan tersebut. Apa yang salah dengan bekerja di AUM? Apa yang keliru dengan menjadi karyawan AUM? Apakah bekerja di AUM ini memang tidak menjanjikan bagi kehidupan dunia dan akhirat? Apakah arti bekerja yang sebenarnya? Apakah kerja itu hanya bernuansa duniawi semata-mata, ataukah ada sesuatu yang besar yang tidak kita sadari? Perlu pemahaman yang benar tentang bekerja, perlu adanya pelurusan niat dalam bekerja. Dalam sebuah hadis disebutkan: Suatu hari Rasulullah  berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Ketika itu Rasul melihat tangan Sa’ad melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. “Kenapa tanganmu?” tanya Rasul kepada Sa’ad. “Wahai Rasullullah,” jawab Sa’ad, “Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku.” Seketika itu beliau mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang yang tidak akan pernah tersentuh api neraka.” (HR. Thabrani). Nuansa yang muncul dalam hadis ini: bekerja adalah sebuah sarana mencapai surga Allah , sama seperti wahana shalat yang khusyuk, menunaikan ibadah haji, dan lain-lain yang sifatnya adalah ritual.

4. QUANTUM MOTIVASI KISAH-KISAH MOTIVASI ISLAMI YANG MEMBUAT SUKSES ANDA TAK TERBENDUNG
QUANTUM MOTIVASI KISAH-KISAH MOTIVASI ISLAMI  YANG MEMBUAT SUKSES ANDA TAK TERBENDUNGBarangkali kita sudah lupa, bagaimana awalnya sehingga saat ini kita bisa berjalan dengan kedua kaki kita. Dulu kita adalah sosok yang tidak kenal takut dan pantang menyerah, pada saat kita belajar berdiri, kita mencoba meraih apa saja yang akan membantu kita berdiri. Mencoba berdiri dan jatuh, mencoba lagi dan jatuh lagi. Tak bosan-bosannya kita mencoba berdiri. Lalu kita bisa berdiri tegak, saat itu pula kita ingin melangkahkan kaki. Ternyata melangkah itu sangat sulit, dan kita pun jatuh. Kita mengangis tetapi herannya, setelah reda, kita kembali mencoba melangkah lagi. Berkali-kali kita jatuh dan tidak juga jera. Sampai akhirnya kita pun berhasil melangkah. Demikianlah hingga kita bisa berdiri, berjalan dan berlari. Bayangkan apa jadinya jika jika saat bayi dulu kita sudah kenal kata menyerah, dan berhenti berusaha pada saat kagagalan kita yang pertama. Tentunya kita tidak akan bisa berdiri. Kalau dulu kita sanggup menjadi sosok yang tangguh, ke manakah keberanian itu sekarang?

Leutika Leutika