Ketika segalanya hancur lebur karena bencana, para korban menatap ke laut penuh harap. Entah itu di pesisir yang porak poranda karena tsunami, atau di reruntuhan kapal yang perlahan karam di tengah laut. Harapan itu datang dari cakrawala. Harapan itu datang dari balik tebing yang menghalangi pandang ke laut. Tentunya inilah harapan dari banyak korban bencana yang tak mampu berbuat banyak untuk mempertahankan hidupnya dari ganasnya bencana laut.

Buku yang hadir di hadapan pembaca adalah sebuah catatan TNI Angkatan Laut dalam berusaha menggapai para korban tersebut. Di dalamnya, sarat dengan kekuatan untuk membongkar berbagai halangan yang menantang jarak antara TNI AL dan korban bencana. Kita memang perlu kekuatan ini, karena bencana melemahkan sendi-sendi kita untuk dapat hidup seperti sediakala. Bukankah bencana akrab dengan kita di negeri ini; negeri yang bergelimang lautan dan tersatukan oleh air? Karenanya, kita perlu ketenangan, terutama ketika bencana itu sungguh-sungguh datang.

Kelebihan dari buku ini, penulis bukan saja menuturkan teori-teori yang menggugah intelektual, tetapi juga memberikan sejumlah masalah praktis yang patut dipecahkan bersama, penuh dengan berbagai solusi yang dapat diambil untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Buku ini bukan saja menantang secara intelektual, ia membuat kita menyelami keluasan lautan kita dan memetik mutiara-mutiara yang akan membuat kita lebih kuat dan menjadikan bencana sebagai sahabat yang menguatkan diri kita, bukan sebagai musuh yang merusak bangsa.

Buku ini juga sudah tersedia di Too Buku Gramedia.