Semuanya berawal dari mimpiku untuk bisa sekolah di luar negeri dengan bantuan beasiswa. Mau bagaimana lagi, kondisi ekonomi keluargaku tidak memungkinkanku untuk menggapai mimpi-mimpi itu. Dengan perjuangan yang begitu besar, akhirnya aku berhasil meraih beasiswa ke Australia. Namun, dari sinilah babak perjuanganku dimulai dengan kerikil-kerikil tajam. Segala pekerjaan aku lakoni, termasuk menjadi tukang parkir. Dengan penghasilanku yang tidak seberapa, aku tetap melanjutkan sekolah sambil bekerja.

 

Allah sepertinya melihat usahaku. Meskipun pekerjaan dan tempat tinggalku sungguh tidak menjamin, aku toh bisa masuk universitas dan mengambil jurusan kedokteran. Sambil kuliah, aku bekerja membantu seorang dokter di tempat praktiknya. Dengan kerja kerasku ini, aku akhirnya dapat menyelesaikan studi kedokteranku. Dengan kerikil-kerikil tajam itu, akhirnya aku sampai pada titik yang selalu kutuju. Alhamdulillah.