Randy mendengus. “Pertama kali? Yang benar saja. Elo itu sudah ratusan kali jatuh cinta. Bahkan elo nggak bisa membedakan mana cinta yang nyata atau cinta yang berkedok materi.” 

“Memang sulit sih untuk diungkapkan. Gue cuma bahagia aja. Satu kata yang selama ini gue cari. Dan ternyata memang tak sesulit itu. Bahagia itu sederhana, selalu ada untuknya.” 

“Elo cinta dia?” 

“Gue bahagia bersama dia.” 

“Gue tanya elo cinta dia, nggak?” 

“I’m trying to make her happy.” 

 

Sebuah drama kehidupan pelik yang dialami gadis perantauan lugu bernama Artika Suri. Mencampuradukkan impian, pengkhianatan, dan misteri percintaan yang ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan, tetapi tidak sesulit yang telah dijalani. Karena selalu ada untuknya adalah pilihan paling sederhana dari kebahagiaan. 

 

“Petra Shandi dan Panji Pratama bukan saja berhasil menerjemahkan betapa bahagia itu sederhana maknanya, tetapi juga membuat saya yakin bahwa setiap dari kita berhak mendapatkan kebahagiaan. Saya yang apatis pun terbelalak bahwa ada cinta sedemikian indah seperti yang dituturkan Suri melalui kisah hidupnya, dan cinta itulah yang melahirkan bahagia kendati harus berakhir duka. Ya… bahagia itu sederhana. Melepaskan dengan cinta, melahirkan bahagia. Hakiki.” (Kamiluddin Azis, Novelis, Bandung)