slogan leutika prio

Indahnya Menikmati Lelah

Penulis: Jantriwanis Sudra, Kategori: Agama Islam
Indahnya Menikmati Lelah
Zoom
ISBN: 978-602-371-039-3
Terbit: Mei 2015
Halaman : 82, BW : 82, Warna : 0
Harga: Rp. 40.300,00
Deskripsi:
Rambut boleh sama hitam namun manusia hidup dengan cara pandang yang berbeda. Memiliki ide yang berbeda, tujuan yang berbeda, jalan hidup yang berbeda, dan tidak ada satu pun yang bisa mengklaim dirinya yang paling baik, juga tidak bisa mengatakan orang lain yang paling buruk, namun berusaha untuk selalu menjadi yang lebih baik. Tidak pula menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa diri. Menyalahkan orang tua, teman, dan lingkungan. Tidak perlu berburuk sangka karena apa yang kita alami hanya bersyukur dan mengambil ibroh dari setiap lini kehidupan yang kita lalui. Membuat prasangka terhadap orang lain dekat dengan sikap gunjing-menggunjing. Betapa tidak, saat seseorang tidak senang terhadap seorang yang lain maka itu akan dekat dengan menggunjing orang lain. Menggunjing itu sama dengan memakan bangkai saudara. Tentu tidak ada yang mau memakan bangkai saudaranya. 
 
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah dari banyak prasangka, sesungguhnya bagian dari prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah pada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. QS.Al-Hujurah:12 
 
Jika menggunjing itu seperti memakan bangkai saudara, maka berprasangka itu seperti menggumam darah dan nanah. Tentu tidak satu pun yang kita inginkan dari dua hal ini, bukan? Lalu kenapa masih terlena dengan cerita-cerita borak menghabiskan waktu yang tak lain tak bukan tujuannya hanya untuk mencari kesalahan orang lain dan meletakkan kita pada kondisi yang paling benar? Prasangka dan bergunjing hanya akan mendatangkan banyak musibah. Misal seorang istri yang suka menghabiskan waktunya bergosip. Ketika suami kembali juga masih bergosip dan pekerjaan rumah tak terurus juga akan menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga. Selagi kita bisa menjauhi musibah kenapa kita masih suka bergibah? 
 
“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya maka Allah akan menutup aibnya di akhirat.” (Al Hadis) 
 
Jika kita menyimpan aib saudara, kita selesaikan dengan cara yang sesuai dengan prosedur yang ada, bukan membicarakan dengan orang yang dikhawatirkan akan menyebarkan aib, tapi menjaga aib saudara bukan berarti membiarkan saudara terlena dengan keasyikan kesalahan, tetapi mencari penyelesaian. Mencintai saudara bukan membenarkan apa yang ia anggap benar tetapi menasihati di saat ia bersalah untuk kembali dalam rel yang semestinya. Tiap orang pernah melakukan kesalahan, tiap orang pernah merasa lelah, tapi ini bukan tentang lelah menjalani aktivitas, tapi lebih dari itu, lelah menjalani hidup, lelah membuka mata, lelah menatap mentari, semua seakan salah, semua seakan bermuram durja. 
 
Maka belajar dari rerumputan, bahwa rerumputan pun bertasbih, menggetarkan bumi, menggenggam langit, menyebut nama-Nya. Lantas bagaimana manusia? Yang jelas-jelas hidupnya hanya tentang sebait usia, hidupnya sejengkal akhirat, hidupnya hanya jarak antara azan dan shalat? Karena sabar adalah ilmu tingkat tinggi, belajarnya sepanjang hayat, ujiannya sering dadakan, remedialnya tak terbilang. Hidup sukses bukan sekadar kita memiliki tapi bagaimana kita berbagi memanfaatkan sebait usia untuk dapat merasakan derita sebagai nikmat yang luar biasa.


Dilihat: 2462 kali.
Beli:   


Share |


Produk Sejenis

  • Tahajud Cinta
  • KADO PERNIKAHAN DUNIA AKHIRAT
  • Quantum Doa, Rahasia Menggetarkan Pintu Langit Dengan Doa dan Zikir
  • Mengapa Al-Qur’an Mudah Dipahami
  • Bayan



Review

Belum ada review

Kirim Review

Nama:


E-Mail:


Review Anda:

Karakter: 



 

Leutika Leutika