Pernahkah engkau melihat bidadari di kala hujan? Pernahkah engkau melihat bidadari menyambut hujan? Bidadari identik dengan pelangi, istananya di pelangi, tempat pemandiannya di pelangi. Dan inilah bedanya bidadariku, bidadari yang suka menghitung titik-titik air yang ditumpahkan langit. Dialah gadis penyuka hujan, dan aku menyebutnya bidadari hujan. (Mokal Patawari – “Bidadari Hujan”)

Bagi Sinta, Mokallah yang membuat dirinya mempunyai sebuah arti, Mokal penyuka hujan juga sama seperti dirinya–mungkin–Sinta tak pernah menanyakannya. Mokal punya taman hati yang berisi banyak bunga. Bunga yang tumbuh di sana harum, cantik, merekah syahdu, meliputi semua unsur dalam bumi kehidupan. Tapi, Mokal adalah sosok bumi dan langit bagi hatinya. (Mega Cynthia – “Batas Langit dan Bumi”) 

Dua karya yang berbeda, namun saling melengkapi. Seperti terlihat di atas, tampak kegeniusan dua penulis muda–Mokal Patawari dan Mega Cynthia–dalam merangkai kalimat romantis mereka. Temukan kisah-kisah duet menarik lainnya dalam buku ini.