Buku ini berisi kumpulan cerpen yang terdiri dari tiga konsep pemikiran sederhana mengenai kisah cinta yang beragam makna, keluarga, dan hak laki-laki untuk mengungkapkan kesedihan melalui air mata. 

Setiap kisah cinta, pasti berisi hal-hal yang membahagiakan, meskipun tak luput juga dari kesedihan. Melalui salah satu cerpen yang berjudul Kronologi Sebuah Lamaran, penulis ingin menyampaikan pesan tersirat bahwa tidak ada yang sia-sia dalam jalinan cinta. Meskipun terkadang cinta berakhir pada perpisahan, namun pasti ada masa-masa cinta membuncahkan bahagia.

Beberapa cerpen dalam buku ini dibumbui dengan puisi yang mewakili perasaan tiap tokohnya. Seperti puisi yang dibuat oleh Ratna untuk pasangannya, Bintang:

Menua

Tak pandai lagi aku menenun kata-kata

Tak lihai lagi aku mengungkapkan rasa suka

sebab usia tak lagi remaja

dan aku hanya mampu berikan cinta:

untukmu saja