Ku membaca matamu. Rentangan waktu bergulir mengiringi penantianmu merinduku. Aku menghilang, melenyapkan kisah yang tanpa sebab ingin kumusnahkan dan aku tak mampu. Lelaki yang kau nanti itu mencoba melupakanmu sejenak, tapi matamu menyimpan namaku. Pada tatapan pertama dulu kau coba menanam rindu di mataku. Aku seolah tak mengetahui adamu. Sebab hatiku pernah menyendiri dan kau hadir di saat hatiku membeku.

 

Ku berlari

Mengurung sepi

Melenyapkan mimpi

Membungkamkan hati

Sembunyi introspeksi diri

Sampai ku tak (mau) mengerti

Hingga ku kehilangan hatiku yang satu lagi

     Sesal bagiku dulu tak pernah mencari hati lewat tatapan matamu. Kini kian terlarut ku dalam mendekap hatiku sendirian. Akulah lelaki itu, lelaki yang kau nanti sedang mencoba kembali. Hatiku ada dua, tetap sama antara kau dan diriku. Ku tak ingin membiarkan hatiku sendirian dalam kebekuan lagi. Kau membuatku merindu, tak sabar membaca binar matamu yang setia menanti. Sampai ku benar-benar kembali mendekap hatimu di sisi.