Christie Damayanti
E-Mail: christie.suharto[aT]yahoo.com
Seorang stroke & cancer survivor, arsitek, motivator, filateli dan pemerhati Jakarta. Terus berkarya walau dalam keterbatasan sebagai insan pasca stroke dengan lumpuh ½ tubuh sebelah kanan.Daftar Buku
Jumlah buku:6211. CERITAKU TENTANG PENANG ( Festival Kue Bulan di Sungai Petani)
Dari ceritaku sejak awal sampai saat terakhir ini tentang Penang, apa yang akan aku tuliskan sebagai penutup? Pertama, bahwa Peang memang sebuah kota yang bagiku merupakan tempat pemenuhan ekspresiku tentang sebuah sahabat dan keluarga. Bahwa, Leong Khong Ming, memang awalnya hanya bertemu sekedarnya di Jakarta di dunia filateli. TEtapi, dari dialah aku mempunyai keluarga baru di Penang dan Sungai Petani, Kedah, Leong Khong Ming, menjadi kepanjangan Tangan Tuhan sebagai sahabat dan keluarga bagiku, Ketika aku melawat ke Pengan dan Sungai Kedah, dimana saat itu aku memang sedang galau tentang kesendirianku sebagai seorang perempuan setengah baya tanpa keluarga bahkan anak2ku tidak ada di sekelilingku. Walau imi hanya sekedar ceritaku yang hanya 9 hari disana tetapi sudah cukup membuktikan tentang bagaimana Penang tidak membuat aku ingin datang lagi, jika pelayanan warganya cukup buruk untukku ….. Mungkin, ceritaku ini lebay bagi pembaca tetapi sangat mendalam untukku. Karena, tulisan2ku di mana2 dan di berbagai buku2ku tentang wisata adalah sebuah cerita yang aku alami sendiri sebagai seorang perempuan separuh baya dengan kursi roda ajaibku, berkeliling dunia untuk membuktikan banyak hal. Salah satunya adalah traveling ke Penang yang membuat aku sadar bahwa dunia meamng Sebagian masih belum ramah tentang kepedulian dan disabilitas dan prioritas, dan Sebagian lagi aku juga bisa membuktikan bagaimana mereka sangat ramah dan membuat aku betah untuk Kembali lagi kesana …… Penang, Kenangan terbesarku selama aku disana adalah kehidupanku Bersama keluarga besar Leong Khong Mimg. Penyambutan dan pelayanan mereka, memberikan kenyamanan dan kebahagiaan ku sebagai tamu asing, dari negeri tetangga …
Dari ceritaku sejak awal sampai saat terakhir ini tentang Penang, apa yang akan aku tuliskan sebagai penutup? Pertama, bahwa Peang memang sebuah kota yang bagiku merupakan tempat pemenuhan ekspresiku tentang sebuah sahabat dan keluarga. Bahwa, Leong Khong Ming, memang awalnya hanya bertemu sekedarnya di Jakarta di dunia filateli. TEtapi, dari dialah aku mempunyai keluarga baru di Penang dan Sungai Petani, Kedah, Leong Khong Ming, menjadi kepanjangan Tangan Tuhan sebagai sahabat dan keluarga bagiku, Ketika aku melawat ke Pengan dan Sungai Kedah, dimana saat itu aku memang sedang galau tentang kesendirianku sebagai seorang perempuan setengah baya tanpa keluarga bahkan anak2ku tidak ada di sekelilingku. Walau imi hanya sekedar ceritaku yang hanya 9 hari disana tetapi sudah cukup membuktikan tentang bagaimana Penang tidak membuat aku ingin datang lagi, jika pelayanan warganya cukup buruk untukku ….. Mungkin, ceritaku ini lebay bagi pembaca tetapi sangat mendalam untukku. Karena, tulisan2ku di mana2 dan di berbagai buku2ku tentang wisata adalah sebuah cerita yang aku alami sendiri sebagai seorang perempuan separuh baya dengan kursi roda ajaibku, berkeliling dunia untuk membuktikan banyak hal. Salah satunya adalah traveling ke Penang yang membuat aku sadar bahwa dunia meamng Sebagian masih belum ramah tentang kepedulian dan disabilitas dan prioritas, dan Sebagian lagi aku juga bisa membuktikan bagaimana mereka sangat ramah dan membuat aku betah untuk Kembali lagi kesana …… Penang, Kenangan terbesarku selama aku disana adalah kehidupanku Bersama keluarga besar Leong Khong Mimg. Penyambutan dan pelayanan mereka, memberikan kenyamanan dan kebahagiaan ku sebagai tamu asing, dari negeri tetangga …
12. SINGAPORE Ketika Metropolitan itu Peduli (Arsitektur,Perencanaan Kota & Peduli Disabilitas)
Setelah 2 tahun pandemic mulai berangsur melemah, aku siap traveling lagi keliling dunia lagi. Salah satunya dan pertama kali aku terbang ke luar negeri setelah pandemic adalah ke Singapore. Terima kasih sekali tuhan Yesusku, ketika selama pandemic ini aku tetap dan selallu sehat, karena Tuhan selalu melindungiku, sehingga aku mampu melewati masa2 sulit dunia melawan pandemic, juga untukku. Lalu, aku memikirkan bagaimana jika Singapore justru membuat aku sakit, tetapi justru negeri singa ini membuat aku sehat dan excited, bersama dengan Tuhan Yesusku untuk melakukan sebuah mimpi besarku untuk menuliskan beberapa buku bertema “Disabilitas di 4 Benua”, dan ini dimulai dengan Indonesia dan Singapore. Terima kasih juga, ketika perjalananku ke Singapore untuk survey disabilitapun, memberikan dampak2 positif bagi Indonesia, dan Tuhan pun memberikan seorang “malaikat plindung” untukku, yang selalu membantuku sampai sedetail2n ya di Singapore. Terima kasih sekali untuk mas Kardy Chiu, seorang malaikat pelindung yang diberikan Tuhan untukku selama aku berada di negeri cantik tersebut. Dan dalam hitungan beberapa bulan, sebuah buku baru bertema Singapore, Arsitektur dan Disabilitas ini, berhasil diterbitkan! Puji Tuhan Semesta Alam …… Semoga buku ini memberikan inspirasi bagi banyak orang tentang sbuah kehidupan yang mempunyai banyak jenis manusia, dan kita semua mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Negara, dan itulah yang aku mau angkat, salah satunya dalam buku ini tentang disabilitas ……
Setelah 2 tahun pandemic mulai berangsur melemah, aku siap traveling lagi keliling dunia lagi. Salah satunya dan pertama kali aku terbang ke luar negeri setelah pandemic adalah ke Singapore. Terima kasih sekali tuhan Yesusku, ketika selama pandemic ini aku tetap dan selallu sehat, karena Tuhan selalu melindungiku, sehingga aku mampu melewati masa2 sulit dunia melawan pandemic, juga untukku. Lalu, aku memikirkan bagaimana jika Singapore justru membuat aku sakit, tetapi justru negeri singa ini membuat aku sehat dan excited, bersama dengan Tuhan Yesusku untuk melakukan sebuah mimpi besarku untuk menuliskan beberapa buku bertema “Disabilitas di 4 Benua”, dan ini dimulai dengan Indonesia dan Singapore. Terima kasih juga, ketika perjalananku ke Singapore untuk survey disabilitapun, memberikan dampak2 positif bagi Indonesia, dan Tuhan pun memberikan seorang “malaikat plindung” untukku, yang selalu membantuku sampai sedetail2n ya di Singapore. Terima kasih sekali untuk mas Kardy Chiu, seorang malaikat pelindung yang diberikan Tuhan untukku selama aku berada di negeri cantik tersebut. Dan dalam hitungan beberapa bulan, sebuah buku baru bertema Singapore, Arsitektur dan Disabilitas ini, berhasil diterbitkan! Puji Tuhan Semesta Alam …… Semoga buku ini memberikan inspirasi bagi banyak orang tentang sbuah kehidupan yang mempunyai banyak jenis manusia, dan kita semua mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Negara, dan itulah yang aku mau angkat, salah satunya dalam buku ini tentang disabilitas ……
13. Aku dan Taxi Online kemanapun,kapanpun & dimanapun
Sejak akhir tahun 2017, setelah sopirku ditanggil Tuhan karena sakit, padahal beliau sudah ikut denganku sejak tahun 1999, aku tidak ingin mencari sopir pribadiku lagi. Karena kriteriaku banyak. Karena aku cacat, ibuku saat itu sudah renta, jadi butuh sopir yang dekat dengan rumah atau bersedia tinggal di rumah. Itu tidak mudah. Sehingga, aku memutuskan lebih baik mencari taxi online. Sekarang, lebih cepat, lebih murah, dan gampang mencarinya. Jadi sejak Pak Emon sopir pribadiku meninggal, ke mana pun dan kapan pun aku mencari taxi online. Cepat sekali dapatnya dan aku tidak harus berpikir tentang perawatan mobil pribadiku lagi, biar anakku yang berganti-ganti dengan mobilnya sendiri dengan mobilku, juga untuk melewati area “ganjil–genap”. Lalu, mulailah aku “bertualang” dengan taxi online, dan aku merasa aman dan nyaman walau tengah malam sendirian harus pulang setelah selesai pameran-pameranku, aku tetap dijemput taxi online, yang aku tidak kenal. Suka dan dukaku bersama driver taxi online, aku tuliskan di buku ini, semoga menambah wawasan bagi orang-orang yang masih mencari alternatif untuk kendaraan umum, tetapi “tidak terlalu umum”, hi-hi-hi…. Yuk, kita bertualang.
Sejak akhir tahun 2017, setelah sopirku ditanggil Tuhan karena sakit, padahal beliau sudah ikut denganku sejak tahun 1999, aku tidak ingin mencari sopir pribadiku lagi. Karena kriteriaku banyak. Karena aku cacat, ibuku saat itu sudah renta, jadi butuh sopir yang dekat dengan rumah atau bersedia tinggal di rumah. Itu tidak mudah. Sehingga, aku memutuskan lebih baik mencari taxi online. Sekarang, lebih cepat, lebih murah, dan gampang mencarinya. Jadi sejak Pak Emon sopir pribadiku meninggal, ke mana pun dan kapan pun aku mencari taxi online. Cepat sekali dapatnya dan aku tidak harus berpikir tentang perawatan mobil pribadiku lagi, biar anakku yang berganti-ganti dengan mobilnya sendiri dengan mobilku, juga untuk melewati area “ganjil–genap”. Lalu, mulailah aku “bertualang” dengan taxi online, dan aku merasa aman dan nyaman walau tengah malam sendirian harus pulang setelah selesai pameran-pameranku, aku tetap dijemput taxi online, yang aku tidak kenal. Suka dan dukaku bersama driver taxi online, aku tuliskan di buku ini, semoga menambah wawasan bagi orang-orang yang masih mencari alternatif untuk kendaraan umum, tetapi “tidak terlalu umum”, hi-hi-hi…. Yuk, kita bertualang.
14. Pulih 85% dari Serangan Stroke dengan Lumpuh Tubuh Kanan
Dalam Nama Tuhan, kuserahkan hidupku, apapun yang Engkau inginkan untuk aku kerjakan. Praise the Lord Jesus ……
Dalam Nama Tuhan, kuserahkan hidupku, apapun yang Engkau inginkan untuk aku kerjakan. Praise the Lord Jesus ……
15. Seoul korea - klasik, tradisional dan modern
Persahabatan itu memang seharusnya tidak akan lekang oleh waktu. Karena, persahabatan mempunyai dampak untuk kita menjadi bahagia ….. Persahabatanku dengan grup Fortissimo dari Filipina pun, sampai sekarang tetap terjaga, walau kami dipisahkan oleh pandemic dan jarak antar Negara masing-masing. Tetapi, kami tetap saling sapa di media social, dan saling ketawa ketiwi jilka kami memposting foto-foto jadul kami. Ketika sahabatku harus bertugas ke Seoul, akupun sempat datang memenuhi undangan mereka, untuk menginap di aparteen mereka. Dan, travelling ku selama di Seoul, walau mereka tidak bisa terus bersama menyusuri kota Seoul, aku sudah sangat berbahagia. Diharapkan, jika pandemic usia, bisa saja Fortissimo bermusik lagi di Hotel Hyatt Jakarta sehingga kami bisa bertemu lagi. Seoul merupakan catatan bahagia dua Negara, Indonesia dan Filipina dalam persahabatan untukku, dan kota ini akan terus memberkas di hatiku ……
Persahabatan itu memang seharusnya tidak akan lekang oleh waktu. Karena, persahabatan mempunyai dampak untuk kita menjadi bahagia ….. Persahabatanku dengan grup Fortissimo dari Filipina pun, sampai sekarang tetap terjaga, walau kami dipisahkan oleh pandemic dan jarak antar Negara masing-masing. Tetapi, kami tetap saling sapa di media social, dan saling ketawa ketiwi jilka kami memposting foto-foto jadul kami. Ketika sahabatku harus bertugas ke Seoul, akupun sempat datang memenuhi undangan mereka, untuk menginap di aparteen mereka. Dan, travelling ku selama di Seoul, walau mereka tidak bisa terus bersama menyusuri kota Seoul, aku sudah sangat berbahagia. Diharapkan, jika pandemic usia, bisa saja Fortissimo bermusik lagi di Hotel Hyatt Jakarta sehingga kami bisa bertemu lagi. Seoul merupakan catatan bahagia dua Negara, Indonesia dan Filipina dalam persahabatan untukku, dan kota ini akan terus memberkas di hatiku ……