slogan leutika prio

Kategori Kumpulan Cerpen

121. Antologi Cerita Negeri Bukan Khayangan SMA Negeri 1 Long Kali

Antologi Cerita Negeri Bukan Khayangan SMA Negeri 1 Long KaliInilah Negeri kami. Negeri yang subur dan permai. Negeri dengan semboyan “Olo Manin Aso Buen Siolondo” (Bahasa Paser yang berarti Masa depan harus lebih baik dari sekarang). Negeri dengan motto “Paser Buen Kesong” (Bahasa Paser yang berarti Paser berhati baik). Negeri dengan julukan “Bumi Daya Taka” (Bahasa Paser yang berarti suatu tekad dari masyarakat daerah Kabupaten Paser akan terus berjuang dengan penuh semangat, ikhlas dan taqwa untuk bekerja dengan kemampuan sendiri). Inilah Sekolah kami. Sekolah yang terdepan dan terbaik. Sekolah dengan misi Teladan dalam Perilaku dan Unggul dalam Prestasi. Sekolah dengan visi Mengembangkan budaya Senyum, Sapa, Salam, Simpati, dan Sopan; Menumbuhkan semangat kerja yang efektif; Meningkatkan daya saing yang kompetitif; Memberdayakan potensi guru, siswa, dan masyarakat; dan Menanamkan komitmen yang kuat warga sekolah terhadap SMA Negeri 1 Long Kali. Inilah cerita kami Terkumpul dalam Antologi Cerita Negeri bukan Khayangan SMA Negeri 1 Long Kali.

122. Share Ur Love

Share Ur LoveSHARE U’R LOVE Membahas CINTA, memang takkan ada habis – habisnya, dan tidak pula merayakannya di hari kasih sayang saja, namun alangkah baiknya moment itu pula hanya sekedar bentuk apresiasi sebuah aspek menunjukkan bahwa kita masih memiliki CINTA. Terryana Fatiah Shahab : Cinta itu bukan pengorbanan, tapi cinta adalah persembahan Berbagi cinta bukan untuk terlihat manusiawi, tapi karena kau manusia yang bernurani tinggi Cinta terbesar buat saya cuma Tuhan yang punya. Kita cuma bisa berusaha memetik sedikit kebesaran Cinta Nya Jadi jangan kotori cinta dengan berbuat baik, tapi karena kita berharap terlihat baik Cinta yang terlihat dimata ngga akan selamanya, karena cinta yang selamanya hanya bisa dirasa bukan dilihat (@terrylize – Singer ‘Harusnya kau pilih aku’) Belda Zando : Berbagi cinta: melakukan sesuatu hal yang penuh dengan pengertian dan kasih sayang terhadap seseorang (@beldazando – Fire dance IMB, Host BERBURU Trans 7) Andi Shadam Arman : Simple aja yah, berbagi cinta itu adalah berbagi kebahagiaan kepada orang - orang yang kita sayangi dan orang - orang disekeliling kita. (@andyshadam – Tarot reader, Leader WANTED Boysband) Fahmi Aditian : Berbagi cinta buat aku, bagaimana bisa saling menyayangi bukan hanya buat pasangan, tapi buat keluarga, saudara, teman dan orang - orang disekitar kita. (@AdeFahmiBBG 3rd NewSuperSoulmate2011) Ony Keju : Arti dari berbagi cinta menurut gw, seseorang yg benar - benar menerima kita apa adanya, tau betul apa yang kita mau, dan mengerti tentang kita (@onykejuOMG – Vocalis OMG BAND)

123. Dalam Dekapan Embun Ilalang

Dalam Dekapan Embun IlalangSaya pernah tinggal selama 3 tahun di pedalaman. Saya pun pernah menuliskan banyak cerita pilu orang-orang terbuang saat masih bertugas di sana. Tapi saya belum pernah tahu bahwa di suatu tempat di sana, ada sebagian dari saudara kita yang rela menukar nyawa demi separuh harapan yang tak pasti. Adalah PRAST RESPATI ZENAR, seorang perekam jejak (saya katakan demikian), yang berada langsung di ladang konflik. Seorang yang berhasil menuliskan kembali asa-asa orang Indonesia di perbatasan Indonesia-Malaysia, sebuah ladang konflik yang nyata. Kita butuh jendela hati yang resah untuk merasakan pesan hikmah Tuhan yang tersirat dalam skenario hidup. Buku kumpulan cerpen “Dalam Dekapan Embun Ilalang” mencoba menerka rahasia-rahasia hikmah itu. Tidak sebatas cerita, tepatnya. Buku yang menggugah. (Panji Pratama, Guru Bahasa Indonesia SMUN Nagrak Sukabumi) ~O~ “Ungkapan samudra petuah dari sang Cikgu menuntun kita pada kesucian hati. Mengkhayati apa makna hidup kita sebenarnya. Dengan penyampaian sederhana nan bijak dapat kita serap semua ilmu kebajikan meski hanya tersirat melalui sekilas kisah kehidupan. Tarian pena Cikgu yang membuatnya kian bernyawa. Saya, dia, dan kalian patut mendapatkan petuahnya. Good Job Cikgu Prast!” (Petra Shandi, Pegawai Swasta, Penulis novel “Cattelya”)

124. Our Kretek Stories

Our Kretek StoriesPada saat ini, di ruang diskusi manapun, ketika berbicara mengenai rokok, pastilah tidak akan lepas dari kerangka berpikir polarisasi: mereka yang pro dan mereka yang kontra. Dari kutub yang mendukung, berargumen bahwa rokok (dalam hal ini kretek) merupakan warisan budaya bangsa yang patut dilestarikan, keberadaan industri rokok memberi lapangan kerja yang luas, serta industri rokok menyumbang penerimaan negara yang signifikan. Sementara dari kutub yang kontra, berargumen bahwa rokok adalah barang yang membahayakan kesehatan manusia, kenyataannya buruh rokok dibayar terlalu murah (apalagi dibandingkan dengan biaya iklan rokok), serta besarnya cukai yang diterima negara tidak sebanding dengan ongkos kesehatan yang harus ditanggung masyarakat. Debat ini kemudian melebar dan menguat di masing-masing kubu. Kubu pro menyajikan berbagai penyangkalan akan ancaman rokok yang membahayakan kesehatan. Kubu kontra memperkuat dengan fatwa haram. Polemik ini seperti tidak berujung pangkal, hanya melahirkan dilema. Tapi kedua polar itu hampir selalu abai terhadap satu hal: hakikat cukai. Padahal dengan sejenak memahaminya, jalan cerita mungkin sekali untuk berubah. Buku Our Kretek Stories ini merupakan kumpulan cerpen karya siswa-siswi SMA sederajat peserta Customs Writing Class gelaran Bea Cukai Kudus tahun 2012 yang menghadirkan sepotong demi sepotong realitas industri kretek yang mungkin jarang kita ketahui. Realitas yang begitu menggiurkan sekaligus menohok nasib mereka yang tak kuasa mengejarnya.

125. Sejumlah Ingatan dan Cerita-Cerita (Sekadar Kumpulan Cerpen)

Sejumlah Ingatan dan Cerita-Cerita (Sekadar Kumpulan Cerpen)Beberapa cerpen dalam antologi ini sebenarnya sudah lahir di akhir tahun 2003. Kala itu saya tengah mempersiapkan sebentuk suvenir buat teman-teman sekolah berupa rekaman pristiwa yang saya kemas ke dalam bentuk cerita. Hanya saja impian itu tidak tewujud, saya tak punya akomodasi guna mengaktualkannya. Dan file cerita-cerita itu mengendap di sejumlah komputer teman. Kira-kira tahun 2005, saya menghubungi kembali teman yang pernah saya gunakan perangkat komputernya. Sial, komputer itu rusak dan tentu saja kematian bagi nafas cerita-cerita itu. Tahun 2006, berbekal catatan harian, cerita-cerita itu saya coba lahirkan kembali dan akhirnya terkabul. Saya mencetak dan menjilidnya lalu saya beri kepada sejumlah teman yang saya anggap punya kaitan sejarah dengan muatan cerita itu. Tentu beragam respon yang kemudian saya terima, tapi semuanya sepakat kalau kelak cerita-cerita itu ada baiknya diterbitkan. Setidaknya pantas untuk disebut sebagai buku kumpulan cerita. Dan barulah tahun ini, kumpulan cerita ini terbit. Saya menambahkan sejumlah cerita yang saya tulis di kisaran tahun 2008 hingga 2010 guna melengkapi keutuhan sebuah buku (Penambah jumlah halaman). Nah, kira-kira demikianlah, setidaknya sidang pembaca sudah punya dasar penilaian tentang segala hal ikhwal menyangkut kronologis lahirnya antologi cerpen ini (kalau bisa dikatakan demikian) dan sudah saya beberkan dengan sangat cerewet.

126. Kabut di Bumi Mentaya

Kabut di Bumi MentayaSuatu hari di minggu pagi, pada hari ke delapan belas di bulan Februari. Tak ada seorang pun yang mengira di hari itu awal sebuah malapetaka terjadi. Asap hitam membumbung tinggi, kobaran api menyebar menghembuskan udara panas ke tengah kota. Suasana tenang terpecahkan oleh teriakan kasar dan dentingan logam beradu. Darah tertumpah membasahi jengkal bumi mentaya. Firasat buruk yang dirasakan lelaki paruh baya itu akhirnya menjadi kenyataan. Sebuah keputusan telah diambil. Akankah lelaki itu lebih memilih pergi atau tetap bertahan demi sebuah harga diri?

127. Empat Musim Bauhinia Ungu

Empat Musim Bauhinia Ungu“Kisah demi kisah dalam buku ini serupa rekaman jejak dari para BMI di Negara mana saja. Menguras emosi dan dialami oleh siapa saja … bahkan pada saya.” -Nessa Kartika, penulis, mantan BMI Hongkong dan Singapura. “… seperti judulnya, kumcer ini berisi satu rotasi musim kehidupan BMI di Hong Kong, terkadang manis, asam, pun pahit. Membaca cerita dalam buku ini membuat kita semakin yakin, bahwa mereka sama seperti kita. Mereka ‘manusia merdeka’.” -Adisaputra, pengarang Zahra & Sepasang Merpati di Notre Dame. “Karya yang ditulis oleh seorang BMI, bagi saya pribadi, selalu memiliki aura dan semangat tersendiri. Karena dia menulis selain dengan hati juga disambi dengan kesibukanya sebagai perantau. Pokoknya kerenlah!” –Pipiet Senja, penulis perempuan, 110 buku.

128. Tudung Venus

Tudung Venus“Kini, Aku menulis dengan warna dan menari dengan suka cita. Merangkai satu persatu cerita dari ketakutanku yang membalut kepala. Melihat realita dengan kacamata, peka sekitar, dan tak bicara soal omong kosong bagai drama.Venus seksi dengan tulisannya. Membentuk candu lewat kata, menangisi masa lalu dan kemudian tertawa. Menghilanglah grip…” Gemulai kata-kata yang terangkum dalam Tudung Venus merupakan kumpulan karya yang sebelumnya bersarang dalam bingkai maya. Terdiri dari 67 cerita pendek dan puisi, Tudung Venus mengajak penikmat kata untuk berselancar menyingkap tudung yang menghubungkan pria dan wanita dari sudut pandang Roro Ajeng Sekar Arum. Cinta, janji, mimpi, sakit hati, perjuangan, dan kematian melingkupi lingkar garis pertemanan, keluarga, dan kehidupan yang tak pernah puas meminta pembelaan. Sebuah persembahan karya fiksi untuk pecandu kata dengan ukiran kisah syahdu, pilu, bahkan sedikit malu-malu. Kelahiran anak pertama, silahkan menjenguk kedalam tudungnya.

129. Hei, Ini Aku: Ibu Profesional!

Hei, Ini Aku: Ibu Profesional!Keputusan besar telah aku ambil, akupun tahu resikonya dan tidaklah mudah memang untuk menjalaninya. Dari seorang wanita karier dengan masa kerja yang sudah sepuluh tahun, tiba tiba menjadi seorang ibu rumah tangga yang benar – benar full di rumah mengurusi keluarga. Ternyata, saya stress dengan segala aktivitas rumah tangga yang monoton. Dulu sewaktu sekolah dan kuliah saya memiliki aktivitas yang seabreg. Saya merasa hopeless, tak berarti, tak berguna. Inikah yang Anda rasakan? Jika iya, Anda sedang memilih buku yang tepat. Kisah pergumulan batin para wanita hebat yang akhirnya memilih menjadi karyawati Sang Pemilik Kehidupan. Sebuah profesi yang (ternyata) harus dilaksanakan dengan profesional layaknya profesi kantoran. Profesi dengan Surat Keputusan alis beslit datang langsung dari Sang Maha Pencipta dan gaji yang diterima juga begitu mahal: SURGA. Buku wajib untuk Anda yang ingin menjadi ibu PROFESIONAL. Anak-anak adalah titipan Illahi. Kalau kita jaga titipanNya dengan baik, tentunya masalah rejeki, kesempatan dan kebahagiaan sudah dipersiapkan untuk kita. Rejeki itu bisa datang dari anak lho, Bun. -- Septi Peni Wulandani, (Ibu rumah tangga profesional, founder Jarimatika, School of Life Lebah Putih)

130. 20 12 2012 Kumpulan Cerita dan Prosa

20 12 2012 Kumpulan Cerita dan Prosa“ .. mata ini terpaku pada kalender meja di sana. Ada bulatan spidol merah yang cukup jelas terlihat dari jauh pada angka 20 di bulan Desember 2012. Keningku berkerut, tidak ada keterangan apapun di kalender itu…. Ada butiran air mata tak berwujud mengalir di jiwa kosongku…., Aku sudah tidak memiliki ruang di dalam hatiku. Sudah tidak ada tempat yang tersedia untuk harapan. Karena setiap harapan selalu diawali dengan kepastian yang menyakitkan. Kurejam segala rasa yang menyayat, tak peduli lagi apa besok akan kiamat…. 20-12-2012, puing-puing cerita dan prosa, yang akan memanjakan Anda dengan 12 judul cerita dengan 20 bait puisi. Bersiaplah sebelum mereka memporak-porandakan hati Anda

131. Menuju Asa yang Satu

Menuju Asa yang Satu“Anda boleh berkata cerita di dalam buku ini jelek, tak menarik, dan tak layak dibaca. Namun, secara pribadi saya mengatakan cerita dalam buku ini sangat inspiratif. Menuangkan ide menjadi sebuah tulisan bukanlah perkara mudah. Tidak sepatutnya kita menghakimi lantas hanya berdiam diri. Kisah-kisah dalam buku ini adalah sebuah kesaksian diri. Dua jempol untuk mereka yang berhasil menintakan kisah di dalam buku ini. Sangat menarik dan saya sangat menikmati. Salam inspirasi.” (Ghofar El Ghifary, penulis sekaligus pengelola website abighofar.com) “Cerita yang apa adanya dan ada apanya, kisah yang standar namun menyadarkan. Pantas dibaca oleh siapa saja yang ingin mendapat semangat kuliah dan segera wisuda.” (Musalam Firman, Presiden Ranggon Sastra Unindra) “Membaca kisah demi kisah dalam buku ini, saya merasa jeritan hati saya selama ini telah terwakili. Inilah perjuangan yang selalu dihadapi mahasiswa Unindra.” (Saturi Moires, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris)

132. Kisah Pujangga Meraih Cita

Kisah Pujangga Meraih Cita“Lima buku cerpen ini laksana Pandawa Lima yang saling melengkapi, buku cerpen “Menuju Asa yang Satu” memiliki karakter seperti Prabu Yudistira yang mudah mengerti keadaan orang lain dan tidak egois, buku cerpen “Merajut Asa dalam Cerita” memiliki cerita dengan kemauan yang kuat laksana Bima, buku cerpen “Kisah Pujangga Meraih Cita” begitu indah tutur katanya umpama Arjuna dan pesannya menancap di hati seperti busur panahnya, buku cerpen “1001 Kisah Menuju Satu Pintu” dan Cerita Kita dalam Sosiologi Sastra” memiliki karakter yang hampir sama seraya dengan kembar Nakula dan Sadewa. Kisah yang sederhana namun penuh petualangan hidup.” (Prof. Dr. Zaenal Arifin, Guru Besar Bahasa dan Sastra Indonesia) “Sebagai awal yang baik untuk memulai menulis. Menulis tak bisa dipaksa oleh sebuah aturan. Terbukti dari cerita-cerita yang disajikan dalam buku ini. Para penulis begitu tenang membiarkan jemarinya bebas berkreasi di bawah imajinasi. Bila kita belum puas dengan cerita yang satu, cerita yang lain tersaji saling melengkapi. Good job, Sobat!” (Ghofar El Ghifary, Penulis sekaligus pengelola website abighofar.com) “Buku ini adalah buah tangan yang tak ternilai harganya dari perjalanan panjang bernama Kuliah.” (MH. Kholis, Pemred Majalah Sutera)

133. Cerita Kita dalam Sosiologi Sastra

Cerita Kita dalam Sosiologi Sastra“Setiap orang berhak untuk bereksplorasi. Nah, setiap penulis di dalam buku ini berhasil mengeksplorasikan ide masing-masing dengan cara tersendiri pula. Oleh karena itu, tak ada yang patut saya berikan kepada mereka, kecuali mengapresiasi karya nyatanya. Inilah sebuah prestasi.” (Mahidin Syahidu, M.Pd. - Kepsek SMP Al-Qalam Jakarta) “Bagaimana kenyataan yang dialami oleh mahasiswa di Unindra? Bagaimana perjuangan yang harus dilalui oleh mereka. Jika Anda belum tahu, Anda wajib membaca buku ini.” (Abdussafi, Ketua Komunitas BUMI Unindra) “Celitana bagus, aku ga bisa baca tapi mamah bacain celitana pas aku ga mau belangkat cekolah, cedih deh tapi aku jadi cemangat cekolah.” (Thalitha Raihanah Salsabila, Siswa PAUD umur 3 tahun, anak dari Ryna Mahasiswa Unindra Reguler sore)

134. Pratisara

PratisaraCerpen-cerpen Krishna Mihardja selalu tampil bersahaja dan apa adanya. Kesederhanaan serupa diperlihatkan pula dalam cerpen-cerpen yang terkumpul di antologi Pratisara yang memuat 29 cerpen, sebagian besar pernah dimuat dalam majalah berbahasa Jawa dan sebagian kecil lainnya merupakan cerpen-cerpen baru dan belum pernah dipublikasikan. Kesederhanaan itu setidaknya dapat dicermati dari judul-judul cerpen yang hanya terdiri atas satu atau dua kata dan selalu berkaitan dengan benda-benda di sekeliling kita, misalnya “Kursi”, “Topeng”, “Kacamata”, “Lara Cangkem”, serta “Jenengku Asu”. Meskipun hadir dengan judul-judul sangat sederhana, bukan berarti cerpen-cerpen Krishna Mihardja tidak mempunyai nilai lebih (dalam konteks nggegirisi dan ngedab-edabi). Kesederhanaan judul dan cara bertuturnya justeru menghasilkan cerpen yang dapat dimaknai sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi ia mengejek diri sendiri lewat tokoh-tokohnya dan di sisi lainnya menohok para penguasa dan masyarakat dengan kritik-kritik sosial dengan cara glenyengan tetapi begitu mengena dan terasa tajam mengiris. (HERRY MARDIANTO, adalah seorang Dosen, juga Peneliti di Balai Bahasa Yogyakarta, yang tinggal di Yogyakarta.)

135. Merajut Asa dalam Cerita

Merajut Asa dalam Cerita“Berangkat kuliah hanyalah sebuah hal yang sederhana sebelum saya membaca buku cerpen ini. Kini saya berasumsi berangkat kuliah adalah hal yang luar biasa yang penuh suka dan duka. Penuturan yang biasa namun kaya akan makna”. (Supeno, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unindra) “Cerita-cerita yang disajikan dalam buku ini begitu nyata. Meski terkesan to the point, namun kita dihadapkan dengan kenyataan yang benar-benar dialami oleh para penulis. Betapa beratnya perjuangan seorang mahasiswa untuk mengikuti setiap mata kuliah, sehingga mereka pun yakin apa yang diperjuangkannya itu takkan sia-sia.” (Istiqomah Afandi, Guru sekaligus Pemerhati Buku Cerita) “Pembaca akan terbata dalam kata, terlena dalam cerita. Inilah sebuah realita yang patut kita cerna. Perjuangan demi perjuangan yang dituangkan oleh mahasiswa Unindra melalui cerita, demi satu asa, yakni Sosiologi Sastra.” (Rusmin Nuryadin, Wartawan Suara Hidayatullah)

136. 1001 Kisah Menuju Satu Pintu

1001 Kisah Menuju Satu Pintu“Masihkah ada yang berasumsi bahwa kuliah di Unindra adalah main-main? Tidak serius. Terkesan hanya ingin mengejar gelar. Jika masih, berarti mereka wajib membaca buku ini. Buku yang sangat nyata menunjukkan bahwa kuliah di Unindra perlu perjuangan yang ekstra.” (Mahmud Efendi, M.Pd. – Guru sekaligus Wakasek SMP Al-Qalam Jakarta) “Aktivitas sehari-hari kita adalah sebuah intisari. Intisari itulah yang dinamakan ide. Ide bisa kita temukan dengan sengaja maupun tidak, seperti alam bawah sadar kita. Boleh jadi, para penulis berbakat dalam buku ini menulis berdasarkan alam bawah sadar mereka, melalui kenyataan yang dialaminya. Dimana perjuangan demi perjuangan harus mereka lakukan untuk mengikuti mata kuliah Sosiologi Sastra. Inspiratif!” (Ghofar El Ghifary, penulis dan pengelola website abighofar.com) “Mirza si-Lebah Madu, berhasil memanen benih sastra dari mahasiswanya melalui mata kuliah Sosiologi Sastra. Unik, hanya dua kata ‘BERANGKAT KULIAH’ menghasilkan banyak sekali kisah”. (Rohanda, S.Pd. Kepsek. SDN Jatiwaringin 9 Pondok Gede)

137. Mimpi Seribu Kemenangan

Mimpi Seribu KemenanganMimpi Seribu Kemenangan Ada yang kerap memburu. Menempel dan menebal di punggung bahu. Mengusutkan cerita-memberatkan perlawanan atas musuh-musuh yang tampak atau terselubung di balik penglihatan yang kadang abu-abu. Mereka musim acap berganti tubuh; kemarau dan salju yang senantiasa menyeruakkan cuaca ekstrim di tanah-tanah berlubang itu. Menusuk-nusuk hingga ke jantung paru. Siasat busuk dan udara pahit yang pecah seribu. Meresap ke aliran darah ke kering nadi sampai yang ada cuma pekik kami-

138. The C-Ngapax

The C-NgapaxPerjalanan Menuju Bintang. Unz, Devi, Nita, Kira dan Aris. Impian dari mantan-mantan TKW Singapura yang ingin mewujudkan impiannya menjadi bintang. Setelah kontrak kerja selesai mereka berhijrah ke Jakarta dan menyanyi di sebuah café di Jakarta. The C- Ngapax mengenalkan bahasa logat Ngapax-Jawa Tengah. Kisah antara perjuangan, impian dan persahabatan mengukir dalam alunan nada yang tertulis indah dari setiap lariknya. Mungkinkah impian itu benar nyata atau hanya mainan tidur yang mengajak mata terlena?

139. Noel d'Amour (Christmas with Love)

Noel d'Amour (Christmas with Love)Saat gemerincing lonceng dan lagu-lagu Christmas Carol mulai terdengar… Saat warna merah, hijau dan emas mewarnai sekeliling… Dengan senyuman di bibir kita menyadari, “Natal sudah bersiap-siap mengunjungi kita lagi!” Noel D’Amour (Christmas with Love) Sebuah kado natal dari Peri Penulis, berupa sekumpulan kisah natal dari tokoh-tokoh yang berbeda karakter dan latar belakang. Seorang wanita yang ingin memiliki keberanian untuk mencintai, setelah mengalami kehamilan di luar pernikahan dan keguguran – Sebuah Keyakinan Seorang anak lelaki harus berjuang keras untuk mewujudkan keinginannya yang sederhana,merayakan natal bersama sang nenek di panti jompo – Billy Pada malam natal yang sepi dan dingin membekukan, seorang anak muda menyadari bahwa tak semua malaikat memiliki sayap – Malaikat Bersayap Salju Seorang siswi sekolah unggulan dengan tuntutan persaingan antarsiswa, berusaha membagi waktu antara prestasi dan adiknya yang HIV positif – All I Want For Christmas is Us dan cerita-cerita lain…

140. Rembulan Singgah Sesaat

Rembulan Singgah SesaatRembulan Singgah Sesaat, menepis keraguan yang selama ini bergelayut di hati Suhadi. Laki-laki itu dengan setia menanti mantan istrinya yang pergi bekerja menjadi TKW di luar negeri. Setelah menceraikannya, tepat pada hari keberangkatannya, Suhadi berharap bisa kembali rujuk saat Warsih, mantan istrinya pulang dua tahun kemudian. Setiap malam dipandangnya langit pekat. Berharap rembulan akan singgah di atas Kampung Sukadamai. Singgah di hatinya yang diliputi rasa rindu tiada tara. Ia sangat berharap Warsih akan kembali ke pangkuannya sebagaimana rembulan selalu setia bertengger di cakrawala malam. Sekelam apapun. Tetapi, akankah nasib berpihak kepadanya. Akankah perempuan berwajah rembulan itu kembali singgah di hati Suhadi untuk selamanya? Ataukah Tuhan memiliki rencana lain, yang sama sekali tak pernah diduganya? Sebuah novelet indah karya Kamiluddin Azis, yang akan mempermainkan perasaan Anda saat dan setelah membacanya. Dalam buku ini juga terdapat serangkaian kisah singkat dan puisi-puisi indah yang disajikan dengan begitu memesona. Kisah penuh makna yang digali dengan sepenuh hati ini dirangkai oleh penulis-penulis yang tergabung dalam grup Pustaka Inspirasi-ku, yakni : Kamiluddin Azis ~ Wirasatriaji ~ Iruka Danishwara W ~ Gagak Sandoro ~ Petra Shandi ~ Poery Permata ~ Roma DP ~ Annisa Ramadona ~ Nimas Kinanthi ~ Vinny Erika Putri ~ Fitria Handayani Meilana Sari ~ Remunggai M ~ Asep Fauzi Sastra ~ Ali Bachtiar ~ Emma Marlinah ~ Harry Gunawan ~ Muhammad Dede Firman ~ Ken A. Rion ~ Fanny YS ~ Prast Respati Zenar ~ Arini Riesha Septiana ~ Eleazar Latif ~ Aliyah Maulidah ~ Atika Nur Sabrina ~ Vysel Arina ~ Elsa Aprilia ~ Junita Susanti ~ Ayesha Syarif ~ Marlyn Christ ~ Rivyana Intan Prabawati ~ Septiani Ananda Putri ~ Aldy Istanzia Wiguna


Leutika Leutika