Katalog Buku

Aku duduk dengan santai
Menunggu apa yang kusukai
Menikmati sesuatu yang menenangkan hati
Pemberian ilahi yang tak tertandingi
____________________________________
Bunda,apakah aku lelap dalam dekapmu tadi ?
Aku menyusahkanmu bukan?
Aku masih asyik berceloteh,kau tersenyum padaku
Semakin kau berikan dekapan sayangmu
Kau berikanku energi,aku semakin asyik berceloteh

Keberadaan kaum disabilitas sekarang ini menjadikan kita akan terus terperangah. Bahwa mereka itu ada di sekeliling kita dan mereka menjadi bagian dari kehidupan kita. Mereka juga manusia yang berhak hidup sebagai manusia, keluarga, dan warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Kaum disabilitas sebenarnya sudah ada dari zaman dahulu, karena Tuhan memang memberikan mereka keterbatasan bukan karena Dia tidak adil kepada mereka, tetapi Tuhan mempunyai rencana-Nya sendiri, yang kita t

40 bab aku tuliskan pada buku ini, dengan 1 prolog dan 2 epilog. Tulisan di buku ini, sengaja aku persembahkan untuk teman-teman disabilitas.
Keinginanku sudah jelas, aku ingin terus berjuang untuk ku sendiri dan jelas untuk teman2 disabilitas. Bagaimana aku ingin memberikan tempat yang nyaman dan “ramah disabilitas”.
Jakarta, tempat aku tinggal dan teman-teman disabilitasku, memang masih jauh dengan kata “ramah disabilitas”, tetapi sedikit demi sedikit, pemerintah DKI Jakarta mulai untuk memperdulikan kami, kaum disabilitas.
Termasuk dari tulisan-tulisanku yang aku selalu share lewat media social, aku berusaha untuk memberikan sebanyak mungkin informasi tentang kebutuhan dan fasilitas, supaya kota Jakarta tercinta ini, lebih banyak belajar tentang apa yang kami butuhkan.
Aku berharap, buku ini bisa memberikan informasi tentang konsep serta kebutuhan untuk kami kaum disabilitas, dan mengangkat pendekatan bagaimana Jakarta bisa lebih jauh mendekati kota yang “ramah disabilitas”.
Bukan hanya Jakarta saja, tetapi semua kota di dunia, untuk menjadi tempat yang “ramah disanilitas”, full dengan inklusi dan tanpa diskriminasi ……

Bibi lagi baik bikinin gue bekal buat ke kantor. Tapi karena gue buru-buru, akhirnya bekal itu ketinggalan. Sampe kantor Bibi telepon gue.
Bibi : “Halo, Neng.”
Gue : “Iya kenapa, Bi?”
Bibi : “Gimana sih Bibi udah siapin bekel kok nggak dibawa?” (Bibi Protes.)
Gue : “Oh iya, maap, Bi, lupa. Buru-buru sih....” (Sambil cengengesan, tapi gue penasaran juga, si Bibi nyiapin bekel apaan sih?)
Gue : “Emang bekalnya apaan, Bi?”
Bibi : “Nasi.”
Gue : “Iya, nasinya pake apa?”
Bibi : “Pake kertas na

Antologi Write True Story: “When I Broke Up” ini cocok sekali untuk kalian yang pernah/sedang patah hati. Berisi kisah-kisah motivasi untuk kembali semangat menjalani hidup. Jangan jadikan patah hati menghambat aktivitasmu. Life must go on, Guys!

Kehidupan di Uzbekistan di buku pertama ini,sudah kuselesaikan tetapi ini hanya sebagian kecil saja.
Baru beberapa hari saja aku berada disana sejak turun dari pesawat Uzbekistan Airways dan bermalam 1 hari di Tashkent dan menuju ke Samarkad, kota pertama yang kami kunjungi.
Kehidupan di Samarkand sebagai wisatawan asing dengan awal musim semi tetapi bergulung dengan salju tebal, membuat aku luluh dan jatuh cinta kepada negeri cantik ini.
Dengan salju tebal yang menutupi Samarkand dan Registan Square, membuat aku mampu menciptakan berbagai puisi-puisi ala aku, untuk mengekspresikan rasa hatiku …..
Dan terakhir sebagai penutup, ketika aku mengamati kehidupan warga kota serta kepeduliannya, buku pertama tentang Uzbekistan ini kututup dengan perenunganku tentang negeri cantik ini.
Lanjut buku ke-2 tentang Uzbekistan, akan segera terbit juga …..

“Perkenalkan. Namanya Kim Je Ah. Sahabat terbaikku dan juga calon istriku.“ Kalimat itu berhasil membuatnya terbodoh. Hajoon mengatakan kalimat itu dengan sangat mudah. Entah kaget atau memang bodoh, dirinya hanya terdiam dihadapan rekan kerja Hajoon. Membalas tatapan para lelaki berjas yang ada di sana satu persatu. Sama sekali tak memahami arti dari senyuman mereka terhadapnya. Je Ah dan Hajoon sudah berteman sejak SMA hingga sekarang. Selama itu juga, Je Ah sama sekali tidak pernah berpikir a

Menerbitkan buku bagi para penulis pemula kini sangatlah mudah. Penulis bisa menerbitkan buku sesuai dengan kemauan penulis sendiri, tanpa campur tangan pemilik penerbit.
_web.jpg)
Wide Words adalah kamus yang Unik, dibilang Unik karena dibuat berbeda dibanding kamus – kamus bahasa yang lain. Kamus ini sangat kaya dengan kosa kata yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, Kamus tersusun secara sistematis berdasar tema dan urutan alfabet sehingga memudahkan learners menggunakannya.
Kelebihan dan keunikan kamus ini adalah keefektifannya. Kamus ini sangat efektif untuk self-study, karena tidak hanya dilengkapi dengan phonetic transcription untuk memandu learners membaca secara benar, juga dilengkapi dengan pronounciation audio tiap katanya sehingga learners bisa melatih pengucapannya semirip native speaker / penutur asli.
Buku ini sangat cocok untuk self-study para pelajar, mahasiswa dan seluruh pecinta bahasa inggris. Buku ini disusun berseri karena begitu kayanya kosa kata yang disajikan dan untuk memudahkan learners menguasai kosa kata ini secara bertahap

Dan kini,aku berdiri tepat dimana 5 tahun lalu aku berdiri.dan membayangkan semuanya,membayangkan saat-saat aku kehilangan Revan.Pria yang sangat aku cintai,bahkan hingga saat inipun aku belum mendapatkan pengganti Revan.entah dengan Revan,mungkin sekarang dia sudah menikah dan mempunyai keluarga kecil yang bahagia.aku berjalan menyusuri tempat ini,sedangkan Jelita asyik dengan pameran lukisannya.ombaknya ternyata masih sama dengan 5 tahun yang lalu,begitu juga dengan tata letak kursi-kursi tamannya.tak banyak yang berubah,hanya tempat parkirnya yang sekarang sudah pindah.tiba-tiba….
“Flo,apa ini benar kamu??” ucap seorang pria.
aku terkejut,ingin rasanya aku lari dan meninggalkan tempat ini.tapi bagaimana dengan Jelita??
“apa ini benar kamu yang aku lihat Flo??” ulang pria itu masih tak yakin.
“eh,hei.kamu apa kabar??” ucapku berusaha bersikap sewajarnya.
“aku baik,kamu sndiri??” ucapnya balik bertanya.
“I’m fine,aku kira kamu sudah pindah ke NY??” tanyaku tak sabar ingin menyudahi pembicaraan ini.