Katalog Buku

The first paper of the book describes the driving factors of value innovation in the property sector and hotel industry, as well as the constellation formed by these actors to create and appropriate value. The second and third papers contain further development of six sigma’s market-oriented performance measures (in terms of “critical to” approach and the use of advanced normalization technique) and how those have been applied in the service (transport) industry to measure and benchmark the perf

Buku Pertama tuk Pertama “Dari Negeri Ilusi”. Ini merupakan rampaian cerita dan kata yang tercecer, yang dipungut kembali tuk menjadi sebuah buku kecil. Tulisan-tulisan sederhana dalam buku ini merupakan tulisan-tulisan yang merasa apatis terhadap pemiliknya, yang memaksa tuk menjadi pembelajar, sekaligus penikmat dalam kata-kata. Kita tidak akan percaya dengan pesimis jika kita merasa optimis, begitu juga sebaliknya. Buku ini seakan mengalir butir-butir rasa pesimis yang akan menjadi semangat o

Perjalanan 60 (enam puluh) nya kami belum usai. Berbagai macam kolong amanah masih antri dan bertumpuk-tumpuk menunggu pertanggungjawaban sisa waktu keberadaan kami di sini. Pertukarpikiran dengan para pembelajar yang masih menyisakan silabus-silabus pengkompetensian, kejuangan !ETOS! yang telah dinantikan oleh stock pemanggungan miris aneka realitas, Desa Mandiri Pendidikan Berbasis Gotong Royong yang masih memiliki daftar kerja tindak lanjut yang mesti kami contreng dengan tidak setengah-setengah, Elaborasi (Each Village Born Teacher Professional) dan Pendampingan Pengusulan Kebutuhan Akses Penyelenggaraan Pendidikan lainnya masih memerlukan semprotan warna kejelasan, lebih dari abu-abu sebuah harapan.
Untuk semua cita-cita nilai sebuah buku tersebut, sangat dipengaruhi oleh dukungan awal berbagai pihak dalam memaketkan dokumentasi-dokumentasi kami ini. Tuhan Yang Maha Esa, Para Keluarga Kami, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Negeri Makassar, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga dan Masyarakat Sumba Timur adalah entitas zat yang memperadakan segala yang ada ini.
Merealitaskan pembuktian akan kesyukuran kesertaan itu semua untuk selalu menguatkan penyatuan niat, perkataan, dan perbuatan kami dalam memanifestasikan perilaku budaya yang menginternalisasikan urgennya posisi dan nilai pendidikan di masyarakat.
Salam Manifesto Pendidikan!

PERTEMUAN
Memercayai segala yang bertemu,
adalah mendatangkan suatu yang baru.
Juga tentang waktu,
dan tiap detik yang akhirnya membawaku
padamu.
Adalah pula tentang penantian,
tentang kepercayaan dan pengkhianatan,
di ujung-ujung kelabu.
Juga tentang rindu,
dan rasa yang hanya bertepuk satu.
Di ujung jingga,
temui adanya bahagia.
Tentang siluet gelap maya,
yang membentuk bayangan kita.
(Unknown)
Pertemuan adalah hal baik. Permulaan dari segala yang indah. Ketika nanti kau dapati sakit tangis

Buku ini adalah kumpulan foto pesisir Belitung. Berisikan foto-foto menjelajahi keindahan pulau Belitung dan pulau-pulau kecil; pulau Mendanau dan pulau Bangkai (kepulauan Lima) yang masuk dalam wilayah kabupaten Belitung Barat.

Untukku, Amerika Serikat adalah sebuah negara adidaya, tempat aku bermimpi. Sejak pertama kali aku ke Amerika Serikat tahun 1982, ketika aku masih SD, papaku memberikan ban yak mimpi2 indah tentang Amerika.
Adik2ku sendiri menyelesaikan S2 nya di Amerika, sedangkan aku hanya di Jakaarta dan sebagian lagi di Australia. Dan, Amerika Serikan benar2 menjadi salah satu tempatku “berlabuh”, setelah salah satu adikku bermukim disana sejak tahun 1994 lalu.
Buku keempat ini, tentang perjalanan dan pengalaman ku di Pantai Timur atau East Coast, aku menuliskan pengalaman ku bukan dari 1 masa saja.
Mulai ketika aku berkeliling sendirian di sana tahun 1993, juga ketika aku dengan kedua orang tuaku, juga di tahun 1993, berkeliling antara Boston, Washington DC dan New York City.
Kemudian, ketika aku sudah berkeluarga dengan 2 anak2ku yang masik balita, kami berkeliling di Florida tahun 2000.
Konsep2 pengajaran papa ku tentang sebuah mimpi, tercipta di benakku dan benar2 aku mampu meraihnya, Apalagi, konsep2 ini aku berlakukan juga untuk menggapai mimpi2ku tentang masa depan anak2ku.
Dan, East Coast memang salah satu pencapaian mimpi2 ku ……

Siapa yang tidak senang bermain kembang api di malam hari. Aku dan adikku, Dino juga sangat menyukainya. Apalagi di malam-malam istimewa seperti malam takbiran, malam ulang tahunku juga malam tahun baru nanti. Wah, pasti akan sangat indah sekali, kataku dalam hati.
Pernah kami diajak Kak Ratna, tetangga sebelah rumahku untuk bermain kembang api bersama saat malam idul fitri tahun kemarin.
“Wahh, besar sekali kembang api punyai Kakak. Pasti harganya mahal, ya Kak?” Kagumku terhadap kembang api milik kak Ratna.
“Oh, tentu dong. Ini kakak pesan sama tante kakak yang ada di Surabaya seminggu yang lalu.” Balas Kak Ratna tak mau kalah.
“Ayo, buruan, Kak. Nyalai kembangnya aku mau lihat, pasti warnanya indah sekali!”
Ternyata dugaanku salah, bukan indah tapi sungguh indah. Aku sempat terpana saat kembang api milik Kak Ratna dinyalakan. Warnanya sungguh membuatku tak ingin lekas-lekas berpaling. Hijau, merah, kuning, biru, ungu bahkan sesekali aku pun sengaja bermain di bawah percikannya.

Petani tembakau di Indonesia mengalami paradoks ganda. Pertama, sebagai warga dari negara agraris, kebanyakan dari mereka tetap miskin. Kedua, meski sangat kontributif terhadap tata niaga tembakau, petani paling dirugikan dalam tata niaga tembakau. Situasi semakin sulit karena mereka juga dijadikan bumper oleh industri tembakau dalam melawan gerakan pengendalian tembakau. Petani tembakau terjebak karena tidak memiliki enabling environment mulai di level mikro, meso, maupun makro. Buku ini memb

Melalui buku diarinya, Ayu-chan mengisahkan sisi-sisi lain kehidupan Ayah dan ibunya yang sedang berjuang meraih pendidikan tertinggi serta menggambarkan keunikan dan keunggulan keseharian masyarakat di negeri sakura.

Lima Hantu yang beranggotakan; Uwo-Genderuwo merah, Uyol-Tuyul separuh Buto Ijo yang pintar, Wiwi si Kolong Wewe pesolek, Kuntilanak yang cinta meramal bernama Kana, serta Jaja-Jelangkung kecil yang gokil, mendapat tugas sekolah yang nyaris mustahil untuk dikerjakan, yaitu mencari barang bekas manusia untuk dipakai sebagai media pada pelajaran Ramalan Gaib. Kelima hantu itu bersama-sama mengerjakan tugas tersebut, mereka bahkan sampai nekat pergi ke tempat tersembunyi di Sekolah Hantu Umum hanya untuk mencari barang bekas manusia yang sesuai kriteria. Namun siapa sangka, mereka malah terjebak dalam media pemindah hantu yang mengirimkan mereka berlima ke dunia manusia. Padahal saat itu dunia manusia sedang menjadi tempat terlarang untuk dikunjungi bangsa hantu, karena banyak sekali hantu-hantu alam gaib yang menghilang secara misterius di sana.
Petualangan Uwo, Uyol, Wiwi, Kana, dan Jaja di dunia manusia semakin seru, sebab selain mereka menjalin persahabatan dengan anak manusia bernama Putra, mereka berlima juga harus mencari jalan lain untuk kembali ke alam gaib karena media pemindah hantu mereka secara misterius tidak dapat digunakan lagi. Petualangan seru lima hantu muda itu menjadi berbahaya ketika Uwo dan teman-temannya tanpa sengaja menyibak misteri hilangnya hantu-hantu alam gaib!