Katalog Buku

Topik sukacita di dalam Perjanjian Baru adalah topik penting. Sukacita
merupakan pesan utama berita Injil. Sukacita menjadi ciri khas kehidupan
orang percaya setelah diselamatkan oleh anugerah Allah. Namun sayang,
sukacita telah jauh dari kehidupan banyak orang percaya masa kini.
Literatur tentang sukacita sangat terbatas. Hanya William G. Morrice
yang secara khusus mendalami topik ini. Tulisan ini merupakan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan penelitian William G. Morrice di dalam
bukunya Joy in the New Testament. Morrice hanya membahas sukacita
berdasarkan studi kata di dalam surat Filipi. Pembacaan tentang sukacita
membutuhkan pembaruan baik dari segi isi maupun metode. Penulis akan
memperbarui metode Morrice sehingga menghasilkan konsep sukacita yang
lebih sempurna. Topik ini akan dibatasi hanya pada wacana surat Filipi
sehingga menghasilkan arti sukacita yang sesuai dengan wacana tersebut.Penelitian sukacita di dalam tulisan ini menggunakan metode
studi konsep yang disebut rentangan semantis (domain semantis). Sukacita
akan dilihat sebagai suatu konsep yang utuh bukan sekadar suatu kata.
Banyak literatur yang membahas topik sukacita berdasarkan studi kata.
Hal ini menyebabkan pembahasan hanya terfokus pada berbagai arti dari
kata sukacita yang sama dan arti tersebut langsung diterapkan ke dalam
berbagai wacana. Metode ini dapat menimbulkan bahaya illegitimate
totality transfer (istilah James Barr). Selain itu, metode ini memiliki kelemahan karena tidak menganalisis sejumlah kata lain yang
berelasi arti dengan kata sukacita di dalam suatu wacana.

Buku ini berisikan keidentikan Melayu dan Riau, dengan melihat pengertian Melayu yang terkadang sukar untuk didefinisikan, dan kondisi sosial budaya masyarakat Riau yang berhadapan dengan kemajemukan masyarakat yang lain. Riau dalam kajian kekuasaan ini meliputi kajian wilayah kekuasaan Kesultanan Melayu yang saat ini meliputi Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.

Kontrafiksi: Antara Kontradiksi dan Fiksi.
“Saya pikir apa, tidak tahunya seperti ini….” Kita bersaing pada era di mana manusia menghabiskan waktu secara mobile, sementara perhatian kita termakan oleh gadget, hiburan, atau kesibukan lainnya. Sehingga sangat sedikit waktu tersedia untuk menghabiskan buku cerita, apalagi buku tebal yang sering kali membuat pembaca merasa jenuh. KONTRAFIKSI, 44 buku cerita dalam 1 buku, lahir di tengah keengganan pembaca membaca cerita berhalaman tebal. K

Nabi Muhammad saw adalah seorang nabi yang buta huruf, apakah ajaran beliau yang dikenal berabad-abad yang lalu masih relevan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini? Islam mengajarkan tentang hadits nabi adalah pedoman dalam kehidupan penganutnya, apakah hadits Nabi Muhammad saw apabila dilihat dari kacamata sains masih sesuai dan selaras dengan sains masa kini?

KONTROVERSIAL berisi sepuluh cerita pendek yang semuanya saya harapkan menjadi sesuatu yang baru bagi remaja-dewasa seumur anak SMA, untuk kemudian mereka akan lebih smooth saat memegang buku-buku sastra umum (sastra beneran).

Kontroversial berarti bersifat menimbulkan perdebatan. Bukan tanpa sebab buku kumpulan cerpen ini kami beri judul “Kontroversial”. Kami harapkan sebelas cerpen dalam buku ini dapat memicu pembaca untuk berdiskusi ataupun berdebat dengan pembaca lain yang juga membaca buku ini atau minimal berdiskusi atau berdebat sendiri dalam pikiran kepala masing-masing.
Sebagai contoh, cerpen pertama dalam buku ini yang berjudul “Kontroversial” seharusnya akan memicu “perdebatan” dalam pikiran setiap pembaca dengan timbulnya pertanyaan ‘apa yang mungkin terjadi selanjutnya?’. Atau, cerpen kedua yang berjudul “Bertemu Malaikat Maut” seharusnya akan memicu “perdebatan” dalam pikiran setiap pembaca dengan timbulnya pertanyaan ‘apa yang sebenarnya terjadi?’.
Cerpen-cerpen dalam buku ini memang sengaja ditulis dengan mengangkat berbagai isu/tema cerita yang berpotensi menimbulkan perdebatan atau diskusi lebih lanjut. Isu-isu yang kami angkat dalam kumpulan cerpen ini antara lain isu negara (politik), kemanusiaan, keluarga, sosial kemasyarakatan, cinta (romansa), persahabatan, hingga seni hiburan.
Kami berharap setiap pembaca dapat menemukan hal-hal menarik dalam setiap cerpen dalam buku ini untuk didiskusikan atau bahkan diperdebatkan lebih lanjut. Salah satu tujuan berdirinya Aksara Salman ITB adalah untuk membudayakan aktivitas literasi di dalam masyarakat. Kegiatan literasi yang berlanjut setelah membaca adalah berdiskusi atau mengkaji tulisan yang dibaca.

Ah, kapan dia akan mengajak kopdar? Bertemu dalam purnama kelabu, bertabur lampion di kubah langit. Karena sungguh gemuruh hati ini telah lama berseru hanya lantaran memikirkan seperti apa dia?

“Sejenak ruangan ini menjadi sedikit muram, mengikuti warna hati sang gadis. Walaupun, pada faktanya semua orang di sini tetap pada kegembiraan masing-masing, tanpa peduli bahwa seseorang dari mereka sedang terhakimi dengan beberapa masalah kehidupan. Dan aku hanyalah sebuah benda mati yang tak dapat berbuat apa-apa, hanya dapat memandangi wajah sendunya dari kejauhan.”
Yah, akulah si Cangkir Pelangi, benda mati yang ditakdirkan untuk selalu tersembunyi. Gadis itu adalah mahasiswa

Kumcer ini terdiri atas 17 judul cerpen yang menceritakan seputar liku-liku kehidupan dengan balutan romantika, agama, dan kepercayaan, politik, filosofi, pandangan hidup, dan lain-lain

Kota Tua Jakarta, sudah sangat terbeban, karena banyak yang meliriknya bukan untuk mengembangkannya, tetapi justru untuk menghancurkannya!
Ketika pemerintah daerah Jakarta, bahkan pemerintah pusat masih sibuk dengan pembangunan infra-struktur Negara tanpa bisa menyisihjan waktu untuk pengembangan “kota tua” Jakarta, akan sangat memyesal jikasuatu saat Jakarta hanya tinggal “nama” saja, tanpa ditopang oleh peninggalan2 sejarahya …..
Bagi kita wara Jakaarta,
Mulailah untuk membangun Negara, lewat hal2 yang remeh temen, tetapi menghasilkan sebuah konsep yang jelaa, untuk Indoneisa.
Walau pada kenyataannya, konsep ini belum dapat memberikan nilai2 kepedulian, tetapi setidaknya kita bisa ikut memberikan kontribusi bagi Negara ……
Sebuah “kota tua” Jakarta, yang akhirnya akan tersia-sia, JIKA kita tetap berada dalam keegoisan ……