slogan leutika prio

Katalog Buku

391. Dear Faris

Dear FarisTak pernah terbayang olehku, anak sekecil itu harus menghadapi cobaan yang begitu berat. Ditinggal orang yang dicintai untuk selamanya di tengah rasa sakit pascaoperasi akibat kecelakaan. Aku tahu, Faris pastilah sangat sedih meski senyum cerianya mampu menutupi kegundahan yang ada. Masih kuingat kata-katanya, “Ustaz, nggak usah sedih. Ini adalah jalan yang terbaik bagi kita semua. Kalaupun Bapak bisa bertahan, itu hanya membuat beliau menderita. Faris tidak tega jika harus melihat Bapak menderita sakit yang demikian.” Ya Allah, betapa tegarnya dia. Dia yang tengah berduka mampu berkata seperti itu. Ya, Faris, pahlawan kecilku, mengajariku banyak hal, bagaimana menyikapi musibah yang menimpa, bagaimana memandang cobaan yang diberikan Tuhan. Darinya, aku bisa belajar, ada pesan yang ingin disampaikan Sang Pencipta melalui ujian-Nya. Tuhan memberi cobaan bukan karena tidak sayang kepada hamba-Nya. Ujian yang diberikan sudah disesuaikan dengan kadar kemampuan hamba-Nya. Catatan-catatan ini hadir sebagai pengingat akan nikmat Tuhan, sehingga kita akan tambah bersyukur. Bisa juga untuk mengenang kembali saat-saat Faris berjuang menjalani cobaan, saat berjuang untuk kembali berdiri tegak, dan belajar untuk kembali melangkah meski harus dengan uraian air mata, harus terjatuh, dan mengulang kembali perjuangannya sedari awal lagi. Akhirnya, inilah sebuah persembahan cintaku kepada pahlawan kecilku. Semoga para pembaca bisa mengambil pelajaran dari catatan-catatan sederhana ini.

392. Dear Nottes

Dear NottesNovel ini memiliki format seperti buku harian, disertai dengan tanggal-tanggal dan peristiwa –peristiwa penting yang berlatar di tahun 1965. Buku harian ini bercerita mengenai kehidupan Albert Schmidt, seorang pemuda yang tinggal di sebuah apartemen di dekat Universitas Yale. Albert ditinggalkan oleh ayah dan ibunya yang tiba-tiba menghilang, kemudian ditolak oleh universitas impiannya berkali-kali, sementara adiknya yang merupakan salah satu mahasiswa Yale juga tersandung kasus narkotika. Albert mengurung dirinya di kamar, seperti hikkikomori. Namun bedanya, ia hanya fokus dengan buku-buku biologi. Selama tiga tahun lamanya ia tak pernah keluar apartemen kecuali untuk hal yang mendesak, bahkan ia menutupi jendela kamarnya dengan plester hitam. Hingga akhirnya, Iris, seorang tetangga baru, datang dan secara perlahan mengubah hidup Albert.

393. Dear Twitter: Here are Our Tweethearts

Dear Twitter: Here are Our TweetheartsLinikala (timeline) di Twitter menjadi saksi. Tiap hari ada beragam kisah tersaji. Kisah cinta, canda, galau dan gombal terekam tanpa sembunyi-sembunyi. Tepatlah simbol burung berkicau sebagai perlambang Twitter. Dalam penelitian satwa burung didapati hasil bahwa semakin seekor burung berkicau, semakin ia teridentifikasi sedang stress. Begitupun yang terjadi pada para pemilik akun Twitter. Mereka akan mudah diidentifikasi dengan kicauan (tweet) yang ditampilkan di linikala. Semakin stress atau sedang dilanda masalah, maka pemilik akun semakin lancar berkicau. Kicauan yang berupa kegalauan, keputusasaan dan kecerewatan makin menampilkan karakter pemilik akun. Kreativitas menjadi kunci untuk berkicau di Twitter. 140 karakter mengkondisikan pemilik akun untuk efektif dalam memproduksi kata. Keterbatasan karakter tersebut bukan lagi menjadi halangan, namun jadi ajang untuk melatih memproduksi kata yang artisitik dan mengandung kadar estetik. Kesederhanaan tampilan di Twitter tak menyurutkan pemilik akun untuk mengeksplorasi beragam peristiwa menjadi kicauan yang terkadang mampu meramaikan jagat maya. Keramaian kicauan tersebut terekam melalui penggunaan tagar (hashtag) yang mampu memancing keriuhan perbincangan. Kicau-kicauan dalam buku merupakan rekaman dari beragam tema. Tema-tema yang dibungkus dalam beberapa tagar seperti #MuridGokil, #PuisiSenja, #Bait2Malam, #TweetBebas, #PuisiSingkat, #TimelineGue, #3Serangkai, #PercumaPacaran, #AsyiknyaPacaran, #BuatApaBelajar, #BuatApaPutus, #KamuBerubah, #MasihZaman dan #TweetValentine. Tagar-tagar tersebut memancing keriuhan di linikala. Ada yang mulai berkicau dengan panduan tagar-tagar tersebut. Keasyikan berkicau di twitter bagai menghisap candu. Pemilik akun menjadikan linikala ibarat buku harian yang dapat menampung segala keluh kesah kehidupan, namun berhati-hatilah karena your tweet is your tiger.

394. Dejavu Rindu

Dejavu Rindusudah ada

395. Deklarasi Mimpi

Deklarasi Mimpi“Jika tak sanggup, pulanglah nak. Kau masih bisa makan di desa ini tanpa kuliah.” “Benar kata ibumu, kita sudah ditakdirkan menjadi orang desa. Tak ada gunanya memaksakan diri menjadi orang kota.” Pungkas ayah “Aku hanya ingin di doakan bu, yah. Tolong doakan yang baik-baik untukku. Aku pamit ya.” Menjadi anak desa dan memiliki mimpi besar di Kota sudah bukan hal yang tabu, hamper seluruh dari kami yang notabennya anak desa memilih merantau. Ada yang benar-benar ingin menggapai mimpi, ada yang hanya untuk pembuktian diri bahkan adapula yang hanya gaya-gayaan. Kisah anak desa yang mendapatkan beasiswa pun tak sedikit, sayangnya tak sedikit pula yang mempergunakan uangnya diajalan yang salah bahkan berakhir putus kuliah. Aku tak berniat mendaftar beasiswa, karena ku tahu jumlah saingan yang tidak sedikit. Walau sudah tentu aku ikut memasukkan berkas pendaftaran. Saat keluar meninggalkan desa, aku ditampung oleh seorang polisi dengan catatan aku bertugas mengurusi rumah dan merawat anak-anaknya yang masih kecil. Karena sudah menyukai dunia pertanian, aku mencoba menanam sendiri berbagai macam bunga hias untuk ku jual. Saat itu belum ramai orang yang memajang bunga-bunga hias di teras dan halaman rumah mereka, hal tersebut menjadi nilai tambah untukku karena bunga yang ku jual cukup laris diburu. Awalnya hanya sekitar rumah yang ku tawarkan, lalu lama-kelamaan mulai tersebar karena sering dibicarakan ibu-ibu rumah tangga yang sering membeli bungaku.

396. DEMIT

DEMITSemua cerpen dalam naskah ini berlatar sosial dan budaya kehidupan Jawa. Cerita pada naskah ini dimaksudkan untuk membalikkan tahayul dengan logika dan nalar sehat.

397. Dengan Cinta-Mu Aku Memberi

Dengan Cinta-Mu Aku MemberiDengan cinta seseorang mampu tegak berdiri menjalani hidup penuh dengan keterkejutan. Dengan cinta pun seseorang mampu terperosok hingga tak bermuara dan tak berujung. Namun, hal ini tak kan pernah berlaku bila Tuhan Bicara Cinta. Kekerasan, kebakhilan akan luluh bila cinta yang bicara hingga muncul keikhlasan, kedermawanan, keharmonisan, dan kesetiaan. Kisah bertabur makna dan berhias inspirasi yang membuat Anda penasaran??? Selami kisahnya di buku sederhana ini.

398. DESAIN & PEMROGRAMAN WEB

DESAIN & PEMROGRAMAN WEBPemrograman web merupakan kajian yang sangat kompleks. Buku ini secara umum menceritakan dan menyajikan desain perancangan dan pemrograman web secara ringan dan menarik. Semoga bisa membantu siapa saja yang ingin mempelajarinya. ~Lucky Agus Saputra~

399. Desain Pembelajaran Blended Learning untuk Mata Kuliah Statistik

Desain Pembelajaran Blended Learning untuk Mata Kuliah StatistikBuku ini berisi tentang Desain Pembelajaran Berbasis Blended Learning khusus untuk Mata Kuliah Statistik Strata Satu. Materi yang ada dalam buku meliputi: 1. Pendahuluan Blended Learning 2. Perancangan Blended Learning Mata Kuliah Statistik 3. Pengertian Dasar Ilmu Statistik 4. Skala Pengukuran 5. Operasi Program SPSS 6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen 7. Uji Normalitas Dan Outlier 8. Uji Beda T Test 9. Uji Asumsi Klasik 10. Regresi Linier 11. Analisis Korelasi 12. Analisis Faktor 13

400. Detak Takut

Detak TakutAhh..., ternyata Hirish Prako yang saya kenal mampu untuk menulis puisi. Melankolis, jenaka, marah, cinta, semua menggambarkan ekspresi sang penulis. Gender itu memang konstruksi sosial mas! Bukan karena hanya ada yang menggantung di dalam celana (hal 27) hahaha...Sesungguhnya puisi-puisi dalam buku ini, memperlihatkan sisi feminitas penulisnya. Selamat menikmati. (Nurul Arifin, perempuan aktivis dan politisi) Kata-kata sering jadi kehilangan makna justru ketika ia diuntai, ditata secara berlebihan, dan dipolitisasi. Hirish Prako tidak termasuk dalam golongan penyair yang suka berlebih-lebihan. Kata-katanya sederhana, efisien, seperti hujan lewat. Imajinatif. Mengingatkan kita pada Haiku, puisi klasik Jepang. Banyak peristiwa melintas. Seperti dalam siaran berita di televisi. (Adhie M Massardi, mantan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid. Kini Koordinator Gerakan Indonesia Bersih) Buku puisi “Detak Takut” karya Hirish Prako adalah refleksi kehidupan sehari-hari penyairnya yang penuh warna. Salah satu warna itu adalah takut. Ketakutan sebenarnya penting untuk menghargai hidup yang penuh tantangan. Ada kebimbangan, kesepian, ketakpastian, cinta, tragedi, dilema, pilihan, pertemuan, pengkhianatan, kegelisahan, dan beragam situasi yang dihadapi. Hidup tanpa ketakutan seperti sayur tanpa garam. Namun hidup yang disandera ketakutan, seperti tersesat di ruang waktu, berujung sia-sia. Selamat pada Hirish Prako yang telah menghadirkan dialog jujur dalam puisi-puisinya. (Fadli Zon, politisi dan budayawan)

Leutika Leutika