Katalog Buku

Ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri akan berdampak pada perilaku Indonesia dalam hubungan bilateral dan perilaku di dunia internasional. Utang yang besar sampai sekitar Rp 7000 Trilyun baik dari pemerintah maupun dari swasta membuat Indonesia bergantung pada luar negeri karena harus membayar utangnya secara disiplin. Utang besar ini menyedot APBN setiap tahun. Dampaknya terhadap Indonesia jelas bahwa besarnya utang tersebut akan berdampak pada implementasi politik luar negeri Indonesia. Pertama, Indonesia mempertahankan hubungan luar negerinya secara positif dengan negara kreditur. Hubungan bilateral dengan negara kreditur berjalan lancar bahkan di beberapa bidang meningkat. Hubungan Indonesia dengan Singapura menjadi bukti adanya hubungan bilateral yang positif. Dampak kedua, kalau pada politik luar negeri Indonesia yang pertama menunjukkan kedekatan dan bahkan hubungan positif dengan negara kreditor dan lembaga pemberi bantuan, maka dampak kedua adalah sikap Indonesia yang menghindari konflik. Secara umum, dapat dikatakan bahwa hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara kredit relatif stabil. Hampir dapat dikatakan bahwa pada periode 2014 hingga 2022 tidak ada konflik yang mengharuskan Indonesia untuk berhadapan secara frontal dengan negara-negara tersebut.Dampak ketiga adalah semakin berkurangnya daya kritis Indonesia dalam berhadapan dengan para kreditor. Politik luar negeri yang semula bebas aktif dalam mencapai kepentingan Indonesia mulai mendapatkan beban dengan adanya utang meskipun diklaim Indonesia pada posisi saat ini secara ekonomi sehat.

Arie Rachmawati is a talented author who knows how to tell a compelling story. “Cinta Sebatas Angan” is a moving story of love that crosses the boundaries of culture and distance. Arie writes with skill and sensitivity which captures both the mind and the heart. (Max Ridgway, musician/gitaris)

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Bulan Ramadhan sudah datang lagi. Satu hal yang perlu dicamkan, hendaknya kita tidak terjebak pada rutinitas kedatangannya. Kita harus mulai menghayati apa kira-kira maksud kegiatan yang kelihatannya sepele seperti tidak makan dan tidak minum itu, serta bagaimana hubungan puasa dengan taqwallah itu bisa dijelaskan. Buku Dapat Apa Dari Puasa ini bermaksud untuk menyuguhkan sebuah renungan tentang hakikat dan tujuan puasa. Puasa sebenarnya adalah media pelatihan pengendalian diri (self control training). Jika puasa sudah dilakukan dengan benar, maka puasa akan memberikan pengaruh yang begitu dahsyat, yaitu latihan untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Itu berarti puasa membentuk mental taqwallah yang tinggi. Hal itu disebabkan karena selama menjalankan ibadah puasa, seseorang memang dilatih untuk bertaqwa. Ketika orang yang berpuasa sudah bisa melaksanakan ketentuan-ketentuan di dalam puasa, maka puasa akan menjadi sebab munculnya taqwa di dalam diri orang yang berpuasa itu. Inilah yang dimaksudkan ‘taqwa sebagai tujuan puasa’ dalam QS. Al-Baqarah Ayat 183. Istilahnya, taqwa itu jugalah sebenarnya yang didapat dari puasa...
***
“Puasa yang selama ini dipahami hanya ritual saja, maka dengan membaca buku karya Achmad Sjamsudin ini kita akan tahu hakikat dan manfaat puasa.”
KH Abdurrahman Navis Lc MHI, Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur
.jpg)
Fiiiuuuuhhhhh …………
Pengalaman2 ku di Amerika, sungguh menarik, bukan?
Dari NASA, pesawat America Airline, bertemu dengan “Lucky Luke”, Benteng Alamo, bahkan makan di “The Hooters”, sebuah restaurant yang dilayani oleh gadis2 cantik dengan baju2 minim ……
Bahkan, kisahku terakhir tentang badai yang melanda penerbanganku dari Dallas ke Jakarta, tahtun 2017 lalu adalah pengalamanku yang paling mengerikan sekaligus yang sangat luar biasa!
Badai mengguncang pesawatku, sampai aku pasrah dan berserah jika pesawatku jatuh. Tetapi Tuhan berkehendak lain, sehingga sampai sekarang aku masih ada dan menuliskan cerita ini untuk sebuah inspirasi.
Buku ketiga tentang Amerika ini, bukan buku terakhir tetapi akan ada lagi buku2ku tentang Amerika setelah ini.
Termasuk tentang East Coast, Pantai Timur Amerika yang terkenal tentang dunia keperintahan Amerika Serikat …..
Amerika memang sebuah dunia yang unik ……

Buku ini menyajikan potret pelayanan publik dan pergeseran birokrasi dari yang melayani menjadi pencegahan korupsi. Ditulis berdasarkan hasil penelitian mengungkap kondisi dan fakta pelayanan publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam melakukan pelayanan publik. Lebih dari itu, buku ini mengupas selintas ide untuk mengubah format birokrasi yang sekadar melayani menuju bebas korupsi. Dengan menjelaskan aspek-aspek strategis seperti itu, maka buku ini dapat menkjadi rujukan bagi siapa sa

Kumpulan karya ini syarat dengan nilai imaji yang berpotensi menjadi sumber penyambung lahirnya inspirasi. Gaya, diksi, larik, dan tipografi telah dikemas dengan kandungan daya ungkap amanat yang dapat menjadi diskripsi jati diri penulis yang tampak sudah memiliki kekuatan memposisikan diri. Semua terpancar pada pribadi Putra, yang senantiasa terbaca sejak awal pertumbuhan karya hingga berbagai prestasi menguatkan makna yang terformulasi dalam kumpulan puisi ini.
( Suyoso M.Pd )
Pergolakan batin, kepekaan sosial, dan suara hati yang melankolis menjadi warna kental dalam kumpulan puisi ini. Kreativitas, daya imajinasi, dan kepekaan sosial yang dimiliki Syahputra Wibowo ibarat setetes air di padang gersang. Sejuk dan memiliki daya dorong motivasi yang kuat untuk berkreasi.
( Rohmad Widiyanto, M.Hum )
Dunia remaja penuh pesona dan angan, begitu juga dengan sosok Syahputra Wibowo. Ia masuk mengarungi perkembangan zaman. Ia masih muda belia tetapi sudah berkarya melalui kumpulan puisi yang luar biasa, sebagai tanda diri menjadi pemerhati bangsa.
( Moliati, S.Pd )

Buku ini adalah kumpulan puisi tentang bagaimana seseorang melewati masalah dalam hidupnya. Masalah-masalah yang dibahas dalam buku ini, yaitu cinta khususnya cinta terhadap diri sendiri, kebebasan, relasi dengan Tuhan, dan sesama juga masalah-masalah lain yang tidak sempat saya sebutkan di sini. Masalah-masalah tersebut dibahas dalam tiga bab, yaitu kelam, menuju, dan terang di mana ketiga bab ini melambangkan bagaimana seseorang melewati masalah di hidupnya mulai dari ketika ia mendapat masala

Dulu, sebelum lahirnya Pengadilan Agama, masyarakat Banjar lebih akrab dengan istilah Kerapatan Qadhi, sebuah lembaga yang mengurusi sengketa hukum umat Islam di tanah Banjar. Tuan Qadhi adalah sebuah gelar yang disematkan bagi pemutus perkara waktu itu, bahkan sampai sekarangpun gelar itu masih eksis. Namun lambat laun seiring dengan berjalannya waktu lembaga ini bermetamorfosa menjadi lembaga yang disebut dengan Pengadilan Agama. Pengadilan Agama dalam peta perpolitikan hukum di Indonesia mengalami pasang surut. Segala usaha untuk mengkerdilkan peran dan kewenangan lembaga ini terus digulirkan sampai sekarang. Sebagai hukum yang hidup ditengah-tengah masyarakat, hukum Islam dianggap sebagai ancaman bagi Kolonial. Dengan dalih teori Receptie, Snouck Hurgronje mencoba untuk mengikis eksistensi hukum Islam dan menggesernya dengan hukum adat. Pada tahun 1830, Pengadilan Agama ditempatkan dibawah pengawasan Landrad, tak pelak semua putusan yang lahir dari lembaga ini tidak serta merta bisa langsung mengeksekusi putusannya sendiri tapi harus mendapatkan pengukuhan dulu dari Landrad. Politik hukum ini terus berlangsung hingga era kemerdekaan. Pasca kemerdekaan, usaha untuk mempreteli Pengadilan Agama juga masih gencar. Hal ini terlihat dalam UU No 7 tahun 1989 dimana umat Islam masih diberikan hak opsi dalam menyelesaikan sengketa waris. Di era reformasi, wacana untuk menambah kewenangan Pengadilan Agamapun selalu identik dan dikaitkan dengan pendirian negara Islam. Pengadilan Agama selalu dicurigai akan membawa dampak negatif jika porsi kewenangannya terlalu besar sehingga dikh

Buku ini adalah hasil kolaborasi dari Kompasianers yang hadir dalam acara makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Ditulis oleh penulis yang berasal dari berbagai keragaman: suku, budaya, agama, dan latar belakang pendidikan, serta pengalaman hidup yang berwarna.
Buku ini adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan rasa terima kasih kepada Presiden; sekaligus apresiasi untuk Kompasiana, di mana para penulisnya bernaung. Tentu juga sekaligus merupakan apresiasi kepada Kompasia

Antologi cerita berlatar Benua Biru. Dimulai dengan tragedi kerusuhan penonton sepakbola disebuah stadion megah di Kota Milan, penyelidikan sebuah bangunan tua nan angker di Kota London, suasana sepi musim dingin di pedalaman Trondheim, perlombaan perahu dayung yang seru di sungai yang membelah Kota Lyon, Sungai Rhone, perjalanan panjang ke pulau pantai berbatu, Ketalinia, tragedi di sebuah jalan sepi di Twello, petualangan musim dingin mendebarkan dengan sepatu luncur di Basel, sampai kejadian aneh di sebuah gang yang sunyi di Kota Leverkusen.