Katalog Buku
1141. Obrolan di Kedai Plato
Hidup ini sederhana, jika tak melibat kemelekatan di dalamnya. Seperti kelahiran saat kita datang ke dunia, dan kepulangan nanti yang tak membawa apa-apa, dan menjadi bukan siapa-siapa. Namun, keinginan mengubah segalanya. Keinginanlah yang membuat hidup menjadi indah dan berwarna. Sayangnya, dalam keinginan ada penumpang lain di dalamnya yaitu ego. Seandainya kita banyak menanggalkan ego, yang teringgal kelak adalah saling berendah-hati, meneguhkan dan memaklumi. Kita membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri. Kita tak akan lagi banyak berharap pada kebaikan dan perhatian orang, kecuali semangat menanam kebaikan, Berbalas atau pun tidak. Mengasihi, bukan untuk menguasai atau pun menaklukan. Tatkala hati penuh dengan kelapangan, mungkin dunia ini akan menjadi taman ‘bermain’ seluruh manusia yang nyaman. Tetapi harus diterima, memang dunia ini ruangnya kegelisahan. Buku ini mengajak melihat hidup dengan cara yang sahaja, memandang positif segala yang terjadi sebagai aliran semesta. Melihat keragaman kehidupan bagai nyanyian suara hati. Barangkali saja melalui ketulusan, jiwa yang hening dan sederhana, akan menemukan Tuhan di atas sana.1142. Ode untuk Dua Pendekar
Pada kesempatan ini, penulis menyajikan 30 puisi dan 7 esai yang dikompilasi secara apik dalam Antologi Puisi dan Esai yang bertajuk Ode untuk Dua Pendekar. Berbagai macam hal dan peristiwa kehidupan disajikan secara menarik dalam buku ini. Dirangkum dalam bahasa yang mudah dicerna oleh orang awam sekalipun. Anda dapat menikmati puisi yang terkait dengan tokoh masyarakat yang patut dijadikan suri teladan dalam etos kerja dan kejujuran, aspirasi tentang sosok pemimpin yang menjadi dambaan masyarakat, tentang jasa dan Sementara, esainya menyajikan masalah pendidikan di pengorbanan ibu, tentang cinta, penderitaan, bencana alam, dan lain sebagainya.Indonesia yang sangat kompleks, ide kreatif memajukan bangsa, presiden idaman, dan politik uang yang sudah berlangsung sejak dahulu sampai sekarang. Semuanya dituturkan dalam bahasa yang mengalir dengan lancar dan enak untuk dikunyah oleh para pelajar, mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga, dan kaum awam. Nah, tunggu apa lagi? Dapatkan buku Ode untuk Dua Pendekar sekarang juga!1143. Oh Jadi Itu Ekonomi Syariah
Apa sih ekonomi syariah itu? Mungkin di antara kita ada yang bertanya seperti itu. Karena sekarang banyak orang yang membicarakan. Selain bertanya tentang apa itu ekonomi syariah, di antara kita ada pula yang ngomongin tentang bisnis yang kerap dikaitkan dengan syariah. Seperti misalnya kalau orang mengatakan ini bisnis syariah, hotel syariah, atau bank syariah. Lantas, kalau begitu, kata sebagian yang lain, memangnya selama ini kita belum melakukan usaha atau bisnis?! Masa sih?! Jika demikian, sepertinya usaha atau bisnis yang sudah ada tidak diakui eksistensinya! Kalau begitu, apa sih ekonomi syariah itu? Buku ini adalah hasil pencarian penulis terhadap jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Pemahaman dan penghayatan penulis itulah topik pembahasan buku Oh Jadi Itu Ekonomi Syariah yang perlu Anda baca.1144. Oh Pondokku Ibuku
Oh pondokku, tempat naung kita, dari kecil sehingga dewasa, rasa batin damai dan sentosa dilindungi Allah Ta'ala. Oh pondokku, engkau berjasa, pada ibuku Indonesia. Tiap pagi dan petang, kita beramai sembahyang, mengabdi pada Allah Ta'ala di dalam kalbu kita. Wahai pondok tempatku, laksana ibu kandungku, nan kasih serta sayang padaku. Oh pondokku, ibuku. Kata-kata tersebut merupakan Himne Oh Pondoku yang tidak asing bagi orang yang pernah belajar di pondok-pondok modern, “Daar El-Kutub”1145. Oleh-Oleh Terindah
Aini menghapus air matanya, sembari memeluk ibunya yang sedari tadi berada di sampingnya. Ibunya kemudian meninggalkannya untuk memasak karena waktu sudah menuju malam hari, senja sudah hampir menampakkan dirinya di ufuk barat. Dia pun bergegas untuk mandi agar terasa segar apalagi baru saja Aini menghujani bantal dan pipinya. Kekecewaan yang dia alami tidak menyurutkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan karena bukan seberapa besar dan terkenalnya perguruan tinggi, tetapi bagaimana kita mampu1146. Ombak Bulan Desember: Binar di Chamber of Blessing
Glasgow Airport, 23 Desember 2011 “Promise me to return to us, once you feel you have to. Okay?” Christina menatap perempuan Aceh itu sambil memegangi kedua lengannya, beberapa hari yang lalu. Chris telah membuat Tari berjanji. Setelah sekali lagi berpelukan erat dan saling berjanji untuk terus berhubungan, Tari membalikkan badan bergegas memasuki ruang tunggu dan mengeluarkan tisu dari tasnya. Di dalam pesawat, Tari duduk di pinggir jendela. Ia ingin menangkap semua pemandangan yang sudah akra1147. One Colour of Love
Mungkin kau lupa ada rasa yang tidak bisa dijadikan bahan gurauan. Kau menghilang. Hilang. Apa kau kira di permainkan rindu itu menyenangkan? -Dhefi Fazinur1148. One Day in A Library
Apa kenanganmu tentang Perpustakaan? Hanya sebuah gudang buku yang tak menarik atau merupakan tempat yang nyaman dan bermanfaat? Pasti kita semua memiliki memori berkesan tentang Perpustakaan.1149. Opini Publik dan Pemberdayaan Civil Society
Tidak banyak orang mendiskusikan kaitan antara opini publik dengan civil society. Sebabnya tak lain, opini publik sekadar dianggap wacana yang tidak punya daya paksa bagi penguatan civil society. Banyak orang mengaitkan civil society dengan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), media massa, kelompok masyarakat, peran agama dan sebagainya. Disamping itu kaitan civil society dengan opini publik juga dianggap absurb. Buku yang berasal dari materi-materi tugas kuliah “Komunikasi dan Opini Publik” Sosiologi Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini layak diapresiasi. Sudah saatnya, tugas-tugas kuliah tidak sekadar berhenti pada nilai akhir, tetapi produk tulisan yang bisa dibaca banyak orang.1150. Opini Publik Sebagai The Fifth Estate
Judul buku kumpulan artikel ini sangat menarik, Opini Publik Sebagai The Fifth Estate. Daya tariknya terletak pada kritikan dan sinisme atas melemahnya empat kekuatan dunia yang selama ini dipuja-puja (legislatif, eksekutif, yudikatif, dan media massa) sebagai kekuatan yang sangat menentukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa ini membutuhkan kekuatan pemaksa. Kekuatan pemaksa itu terdapat dalam the fifth estate bernama opini publik. Ia pada waktunya dapat menumbangkan kekuasaan yang tidak disukai rakyat, tidak perlu dengan menggunakan senjata sebab opini publik memiliki kekuatan yang mahadahsyat. Buku ini tidak sekadar menggunakan teori-teori yang tepat dalam menganalisis opini publik, melainkan juga telah memotret dengan baik kondisi carut-marut negara kita dewasa ini. Oleh karenanya buku ini dapat dijadikan salah satu referensi tentang opini publik. (saya kirim jg utk sampul belakang di file)Sebelumnnya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33] [34] [35] [36] [37] [38] [39] [40] [41] [42] [43] [44] [45] [46] [47] [48] [49] [50] [51] [52] [53] [54] [55] [56] [57] [58] [59] [60] [61] [62] [63] [64] [65] [66] [67] [68] [69] [70] [71] [72] [73] [74] [75] [76] [77] [78] [79] [80] [81] [82] [83] [84] [85] [86] [87] [88] [89] [90] [91] [92] [93] [94] [95] [96] [97] [98] [99] [100] [101] [102] [103] [104] [105] [106] [107] [108] [109] [110] [111] [112] [113] [114] [115] [116] [117] [118] [119] [120] [121] [122] [123] [124] [125] [126] [127] [128] [129] [130] [131] [132] [133] [134] [135] [136] [137] [138] [139] [140] [141] [142] [143] [144] [145] [146] [147] [148] [149] [150] [151] [152] [153] [154] [155] [156] [157] [158] [159] [160] [161] [162] [163] [164] [165] [166] [167] [168] [169] [170] [171] [172] [173] [174] [175] [176] [177] [178] [179] [180] [181] [182] [183] [184] Selanjutnya