Katalog Buku

Jika beberapa wartawan dihadapkan pada satu fakta, sudah pasti akan berbeda dalam gaya penulisan beritanya. Itu tidak saja dipengaruhi kecenderungan personal, media di mana dia bekerja, kepentingan, dan nilai pentingnya fakta-fakta itu. Bisa jadi, sebuah fakta ditulis mendalam oleh seorang wartawan lain karena kepentingan medianya berbeda.
Itu pulalah mengapa terhadap fakta yang sama, seorang wartawan berbeda pula dalam jenis penulisan jurnalismenya. Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat

ada di naskah

RUMAH AIR, sebuah Antologi Cerpen dan Puisi hasil karya 32 orang penulis, yang bercerita tentang lingkungan paling dekat dan utama bagi kita, yaitu RUMAH.
Dengan membaca buku ini, kita akan menemukan makna filosofis sebuah rumah dari berbagai aspek

Ada banyak kisah fiksi dalam berbagai tema yang disugukan oleh kumpulan cerpen ini, mulai dari percintaan, kekeluargaan, persahabatan, hingga remaja. Buka lembaran pertama dan bersiaplah untuk tenggelam bersama kisahnya hingga lembaran terakhir.

Katakan, dimana tempat paling nyaman selain berada dalam rumah ibu?!
Itu pertanyaan yang kerap kita acungkan ketika hidup sudah tidak lagi bersahabat. Disaat kita butuh tempat, kita butuh perlindungan bahkan kita butuh dekapan. Semua itu hanya ada pada ibu.
Keagungan ibu menjelma malaikat, serupa mendung yang dingin, kadang pun lembut ibarat embun yang hening. Semua itu semata-mata, karena ibu amat mahir mendamaikan, ibu tak pernah alpha berkata rindu, ibu juga yang kerap terlatih untuk sabar.
Rumah tanpa ibu selalu membikin hati tak menentu. Walau di dalamnya begitu bergelimang macam kekayaan, bertabur riuh tepuk-tangan, tapi cukuplah senyum ibu yang mewakili semuanya. Mampukah ibu hidup selamanya? Menemani dan mendatangkan rasa cinta?
Sekumpulan cerpen dalam buku Rumah Ibu ini menyuguhkan aroma keibuan yang gigil. Di dalamnya bertabur wajah ibu yang beraneka rupa tapi tetap menentramkan. Sungguh, dengan membaca buku ini, seolah kita dikenalkan kembali bahwa ibu, tetaplah perempuan agung yang dititipkan tuhan untuk kita.

Alma Hakeem, 25 tahun, cantik dan cerdas, namun labil secara emosi. Masa kecil yang menyakitkan membuat Alma selalu menyandarkan kebahagiaannya dari keberadaan orang lain. Membuatnya semakin invalid dengan “ketiadaan” Bama, kekasihnya. Dan, angin pun bertiup. Seorang Rado Alvelino datang dalam kehidupan Alma. Rado mempunyai ayah dan ibu yang saling bertegur sapa, namun tidak peduli. Ketika Alma dan Rado saling menatap untuk pertama kali, keduanya mengenali rasa “lapar” di mata masing-masing. Lapar akan cinta, sentuhan, dan perhatian. Rado mencintai Alma dengan cara yang ternyata benar-benar diinginkan Alma dari Bama.
Alma yang merasa bersalah berusaha menghentikan semuanya dan ingin memperbaiki hubungannya dengan Bama, namun berartikah semua itu bila Bama bahkan tidak terlalu peduli untuk mempertahankannya? Sedangkan Rado jelas-jelas menegaskan: “Aku tidak akan pernah menyerah, karena aku berhak memperjuangkan cinta kamu, Al.” Alma berada pada saat-saat yang tidak mudah dijalani.

Warna-warni selalu berbicara, ia selalu mewarni hidup ini bagai sinar pelangi. Antara nilai kehidupan, harapan hidup, kasih sayang selalu bersama dengan warna-warni ini selalu terukir. Ada warna makna kehidupan, makna harapan, makna arti cinta. Ya, warna-warni ini tak pernah memilah-milih diri. Ia mendengar, ia melihat, dan ia tafsiri semua itu. Di jalan bumi ini. Di hidup insani.

buku mengenai seluk beluk penerbangan Indonesia

Kumpulan cerpen yang sengaja dipersembahkan untuk negeri tercinta, betapa kemiskinan masih merajai pelosok tanah air.

Pelaut, anak kapal, sering dipandang sebagai makhluk kasar yang akrab dengan miras dan kehidupan remang-remang, jauh dari kecerdasan intelektual apalagi spiritual. Mengeneralisasi suatu keadaan tentu saja tidaklah tepat. Pada kenyataannya masih ada pelaut yang mampu menjaga kesehatan akal dan hatinya sehingga dapat memandang sisi-sisi kehidupan dengan lebih jernih.
Kehadiran buku ini setidaknya meluruskan, bahwa kerja kreatif olah rasa dan fikiran yang mengandung nilai-nilai keluhuran sesungguhnya bisa muncul dimana saja oleh siapa saja, tanpa memandang apa kesehariannya.
apa yang kita miliki tak membuat kita berbeda
apa yang kita berikan itulah soalnya
berbedalah
tapi jangan berhenti belajar
kegaduhan terjadi dimana-mana
sebab orang sudah merasa pintar --Refleksi
ketika amanat diabaikan
harta benda menjadi murah
kedudukan menjadi rendah --Tahanan
Hati nurani, persaudaraan dimana-mana sama
Nafsu kekuasaan membuatnya berbeda --Empat Tentara Pulang Patroli
rumahku ladangku
danau yang jernih dan tenang
mengundang angsa-angsa
berenang, menghirup kesegaran
cahaya keheningan --Rumahku Ladangku