Katalog Buku

Dilihat dari tujuannya, menurut hemat saya dalam dunia blogging itu terdapat dua jenis blogger. Pertama, blogger idealis yaitu blogger yang mempunyai tujuan hanya sekadar untuk menulis misalnya sebagai catatan harian (online diary) maupun hanya untuk latihan merangkai kata agar terbiasa menulis. Blogger ini tidak ada motif ekonomi alias tidak meletakkan iklan komersil di blognya. Kedua, blogger bisnis yaitu blogger yang menulis dengan tujuan untuk mencari penghasilan. Di Indonesia ada banyak sek

Kata-kata memang tidak mengenal waktu, ketika kita ingin mengucapkannya & menuliskannya, maka kita harus sadar akan keabadiannya, demikian kata pujangga terkenal Kahlil Gibran. Kata-kata juga mempunyai kekuatan, ia bisa menggerakkan orang untuk berfikir, berbuat dan bertindak, bahkan bisa membungkam lawan debat. Tapi bukan sekedar demikian tujuan kata-kata yang terdapat dalam buku ini. Kata-kata yang dirangkai dalam buku ini semata-mata adalah bertujuan untuk mendorong kita berpikir dan berbuat ke arah yang lebih bijak.
Di dalam buku ini, anda akan menemukan berbagai untaian hikmah yang datang dari dunia Timur dan Barat, disertai penjelasan singkat, padat, namun sarat dengan nasihat. Di lengkapi juga dengan kisah hikmah yang menggugah, puisi yang menginspirasi dan doa penyejuk hati.
Setelah membaca buku ini, insya Allah, semangat hidup anda akan semakin membara serta menggelora, memenuhi relung jiwa, membakar asa yang masih tersisa, menatap masa depan yang lebih nyata dan tertata.
Selamat menyelami samudera hikmah. Semoga buku ini bisa dijadikan sebagai wasilah, menyongsong masa depan yang lebih cerah dan lebih barakah dengan tujuan akhir menggapai mardhatillah..... Amin Ya Mujiba Da’wah wa Qadhiya Hajah.

Buku ini merupakan kumpulan cerita hikmah yang telah disusun, yang mana isi cerita dalam buku ini, penulis dapatkan dari beberapa sumber tulisan karya sendiri dan beberapa disadur dari beberapa sumber lain dan telah dilakukan perubahan isi serta ada penambahan beberapa hadis dan firman Allah Swt. yang ada hubungannya dengan cerita tersebut serta menarik kesimpulan yang berisikan hikmah yang terkandung di dalamnya. Secara garis besar, buku ini terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama berisikan

Buku ini menghimpun beberapa cerpen dari tujuh penulis yang tergabung dalam komunitas CDR.

Membaca Mozaik Kinanthi tak ubahnya seperti berada di sebuah taman yang ditumbuhi aneka bunga sekaligus buah-buahan dan di tepinya terdapat sungai kecil dengan air yang mengalir jernih. Membaca puisi yang ditulis dengan bahasa apik akan memperhalus rasa kita, sementara cerita pendek memperkaya batin kita akan makna dan pelajaran daripadanya. Ketika penulis kemudian menyajikan artikel-artikel bernuansa motivasi kian melengkapi khazanah pikiran kita untuk meyakini bahwa hidup itu sedemikian indah

Aku berada dalam dilema. Antara Makhluk Mars-ku si Raja Tega atau Lelaki Bermata Teduh yang Sederhana. Dilema yang membuatku seperti kehilangan kendali hingga harus menyakiti beberapa keping hati yang lain. Aku hampir terjerembap dan terjebak. Aku hampir terluka untuk kedua kalinya. Apalagi ketika Lelaki Bermata Teduh yang Sederhana itu melepaskanku. Aku runtuh.

Tema yang diangkat dalam kumpulan cerpen yang ada pada buku ini adalah tentang ketuhanan atau ilmu tasawuf, korupsi dan ketidakadilan, ada juga tema tentang cinta

Sebuah buku yang meremas-remas jemala kita. Menarik siapa pun untuk berpikir dan lebih dalam lagi berpikirnya. Jangan harap nyaman ketika membacanya karena bukan itu tujuannya, lebih pada esensinya, yaitu ke-MERDEKA-an. Sebagai sebuah mukadimah, buku ini sudah cukup membangun arah berpikir dan tentu saja kepenasaran akan sebuah tawaran “jalan lain”.

Negeri kita telah haus dengan kedamaian. Ragam konflik dan penyakit budaya masih mewarnai kehidupan berbangsa di negeri ini. Buku ini diharapkan menjadi kado terindah untuk Indonesia memecahkan benih-benih pemecah kesatuan bangsa.
Pendidikan seharusnya menjadi solusi atas benih-benih permasalahan tersebut. Namun ternyata belum seutuhnya memberikan solusi untuk merekatkan ragam-ragam perbedaan sosial. Buku ini memberikan langkah-langkah pembelajaran yang dapat membekali guru mengajarkan pada siswa belajar menerima perbedaan sebelum terjun ke masyarakat.
Membangun generasi-generasi “guyub” dalam menerima perbedaan tidaklah mudah. Perlu kerja keras dari berbagai pihak agar suasana berinteraksi dalam masyarakat tidak selalu diwarnai dengan konflik dan prasangka. Pembelajaran multikultural perlu dengan konsisten diperlakukan di dalam kelas agar siswa lambat laun terbiasa santun dan mau menerima perbedaan. Bila semua pihak serius menjalankan nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran di kelas maka penulis berkeyakinan karakter masa depan bangsa akan lebih terbentuk dengan santun.

Buku Mulut Tak Bertuan ini merupakan inti sari dari upaya kita untuk menemukan arti kehidupan yang lebih luas lagi. Menjaga setiap perkataan kita agar terkendali dan bisa diterima orang lain dengan sukacita. Sang Khalik menciptakan dua telinga dan satu mulut dengan maksud supaya manusia bisa dua kali lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.